Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali meminta bupati dan wali kota di Pulau Dewata segera membentuk satuan tugas yang dapat menginformasikan keberadaan anjing liar guna menekan kasus rabies.
"Dengan satgas ini, nanti mereka yang memantau keberadaan anjing liar di wilayah masing-masing untuk selanjutnya dilaporkan pada petugas Dinas Peternakan sehingga dapat segera dilakukan vaksinasi atau pun eliminasi," kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, sejauh ini baru beberapa daerah saja yang memiliki satgas tersebut seperti di Desa Melinggih, Kabupaten Gianyar dan di Bebandem, Kabupaten Karangasem.
"Para bupati dan wali kota sudah saya `sms` terkait hal ini dan beberapa hari ke depan akan kami kirimkan surat resmi. Kami sudah koordinasikan dengan Dinas Peternakan di kabupaten dan kota, dan memang peran satgas sangat diperlukan," ucapnya.
Terkait berapa jumlah satgas, Sumantra mengatakan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Bisa saja dalam satu banjar (dusun) itu ada dua orang yang menjadi satgas anjing liar.
"Intinya lewat satgas dapat menjadi relawannya desa dan dusun, sehingga ketika ada anjing liar dan kasus rabies dapat segera melaporkan baik pada petugas di kecamatan, kabupaten atau pun provinsi," katanya.
Lewat berbagai gerakan koordinasi di masyarakat terkait rabies, pihaknya sangat berharap kasus gigitan anjing dapat terus menurun sehingga kasus rabies pun menjadi rendah.
"Memang untuk menihilkan sama sekali itu tidak mungkin. Mudah-mudahan kasus gigitan anjing per hari yang sekarang rata-rata 80-85, dapat terus ditekan," ujarnya.
Sumantra tidak memungkiri untuk menjangkau dan memvaksinasi keseluruhan anjing di Bali menemukan berbagai permasalahan seperti banyaknya anjing liar, maupun anjing yang ada pemiliknya, namun dibiarkan berkeliaran.
"Sulit sekali kami juga mengeliminasi anjing-anjing liar, dan yang dibiarkan berkeliaran oleh pemiliknya. Jadi, bagaimanapun seriusnya kami, selama masyarakatnya tidak mau tahu ya sulit juga untuk memberantas rabies," tegas Sumantra.
Hingga saat ini, dari 716 desa di Bali, kasus rabies sudah ditemukan di 145 desa dan Sumantra memprediksi total populasi anjing di Bali lebih dari 400 ribu ekor. Pemprov Bali sendiri sudah melakukan kegiatan vaksinasi massal rabies hingga tahap keenam. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dengan satgas ini, nanti mereka yang memantau keberadaan anjing liar di wilayah masing-masing untuk selanjutnya dilaporkan pada petugas Dinas Peternakan sehingga dapat segera dilakukan vaksinasi atau pun eliminasi," kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, sejauh ini baru beberapa daerah saja yang memiliki satgas tersebut seperti di Desa Melinggih, Kabupaten Gianyar dan di Bebandem, Kabupaten Karangasem.
"Para bupati dan wali kota sudah saya `sms` terkait hal ini dan beberapa hari ke depan akan kami kirimkan surat resmi. Kami sudah koordinasikan dengan Dinas Peternakan di kabupaten dan kota, dan memang peran satgas sangat diperlukan," ucapnya.
Terkait berapa jumlah satgas, Sumantra mengatakan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Bisa saja dalam satu banjar (dusun) itu ada dua orang yang menjadi satgas anjing liar.
"Intinya lewat satgas dapat menjadi relawannya desa dan dusun, sehingga ketika ada anjing liar dan kasus rabies dapat segera melaporkan baik pada petugas di kecamatan, kabupaten atau pun provinsi," katanya.
Lewat berbagai gerakan koordinasi di masyarakat terkait rabies, pihaknya sangat berharap kasus gigitan anjing dapat terus menurun sehingga kasus rabies pun menjadi rendah.
"Memang untuk menihilkan sama sekali itu tidak mungkin. Mudah-mudahan kasus gigitan anjing per hari yang sekarang rata-rata 80-85, dapat terus ditekan," ujarnya.
Sumantra tidak memungkiri untuk menjangkau dan memvaksinasi keseluruhan anjing di Bali menemukan berbagai permasalahan seperti banyaknya anjing liar, maupun anjing yang ada pemiliknya, namun dibiarkan berkeliaran.
"Sulit sekali kami juga mengeliminasi anjing-anjing liar, dan yang dibiarkan berkeliaran oleh pemiliknya. Jadi, bagaimanapun seriusnya kami, selama masyarakatnya tidak mau tahu ya sulit juga untuk memberantas rabies," tegas Sumantra.
Hingga saat ini, dari 716 desa di Bali, kasus rabies sudah ditemukan di 145 desa dan Sumantra memprediksi total populasi anjing di Bali lebih dari 400 ribu ekor. Pemprov Bali sendiri sudah melakukan kegiatan vaksinasi massal rabies hingga tahap keenam. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015