Kuta, Bali (Antara Bali) - PT Pertamina (Persero) menginvestasikan dana sekitar 480 juta dolar AS untuk memproduksi bahan bakar minyak ramah lingkungan untuk pesawat udara atau bio-avtur melalui tahapan kajian hingga pembangunan kilang.

"2016 kami melakukan kajian `fit, front-end engineering design`(rancangan dasar yang dilakukan setelah penyelesaian studi kelayakan)," kata Manajer Pengembangan Teknologi dan Produk Direktorat Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina, Andianto Hidayat di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.

Menurut dia, perusahaan minyak dan gas milik negera itu menargetkan tahun 2017 juga melakukan pembangunan konstruksi kilang yang memproduksi minyak ramah lingkungan jenis bio avtur tersebut.

Pihaknya menargetkan bio avtur bisa diproduksi mencapai sekitar 26 juta liter per tahun yang diharapkan mampu menyuplai kebutuhan pesawat udara yang menggunakan bahan bakar non-fosil.

Bahan bakar yang memanfaatkan minyak sawit tersebut, lanjut dia, diprediksi mampu melampaui target dari industri penerbangan nasional yang menargetkan penggunaan bio avtur sekitar tiga persen.

Saat ini industri penerbangan Tanah Air belum menggunakan bahan bakar ramah lingkungan tersebut padahal Menteri Perhubungan Ignasisu Jonan menyebutkan industri penerbangan nasional tumbuh 10 persen setiap tahunnya.

"Kalau dihitung masih 10 kali lipat dari permintaan tahun 2017. Kalau hanya tiga persen, masih jauh di bawah rata-rata (konsumsi) dan perlu mencari pasar baru," katanya.

Sementara itu terkait lokasi pembangunan produsen minyak bio avtur itu, Andianto menyebutkan bahwa rencananya pembangunan akan dilakukan didekat suplai bahan baku atau di dekat bandara.

Upaya tersebut, kata dia, diharapkan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi karbon sebesar 26 persen hingga tahun 2020 karena salah satu penyumbang emisi karbon adalah industri penerbangan.(APP)

Pewarta: Pewarta : Dewa Wiguna

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015