Denpasar (Antara Bali) - Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama mendesak pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Tabanan membentuk badan pengelola objek wisata Alas Kedaton, sehingga manajemen pengelolaannya dilakukan secara profesional.
"Perlu dibentuk badan pengelola objek wisata (BPOW) agar di dalam penangannya lebih profesional dan dari aset retribusi tersebut bisa masuk ke pendapatan asli daerah," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan langkah pembentukan badan pengelola tujuan objek wisata Alas Kedaton, Kecamatan Marga itu bertujuan lebih profesional, apalagi di objek wisata hutan yang ada kera dan kalong (kelelawar) tersebut.
"Di sana (Alas Kedaton) perlu dibentuk badan pegelola agar profesional. Waktu saya jadi Bupati Tabanan, saya membentuk badan pengelola objek wisata Tanah Lot. Buktinya kunjungan setiap tahunnya meningkat, sehingga retribusi bisa menambah PAD," katanya.
Menurut politikus PDIP, kalau daerah tujuan wisata dikelola secara baik dan profesional maka kunjungan wisatawan nusantara dan asing pasti meningkat, begitu juga penataan kawasan itu akan lebih baik.
"Alas kedaton perlu dikelola secara profesional, karena di sana ada kera (monyet) wajib disediakan makanan kera tersebut agar tidak menganggu wisatawan yang berkunjung ke sana," ujarnya.
Dikatakan selama ini objek wisata Alas Kedaton di kelola oleh desa adat setempat, karena itu disarankan agar desa adat bersinergi membentuk badan pengelola objek wisata itu.
"Bila desa adat bersinergi dalam pembentukan badan pengelola objek wisata tersebut, nantinya retribusi bisa dibagi dan dimasukkan dalam PAD. Jadi, jika ada pembangunan di objek wisata tersebut bisa dilakukan secara berencana," kata Adi Wiryatama.
Objek wisata Alas Kedaton salah satu tempat menarik di Pulau Dewata dengan kehidupan kera hutan yang berlokasi di Desa Kukuh Kecamatan Marga, kota Tabanan. Tempat tersebut memiliki pesona hutan lebat serta banyak dihuni oleh kera, jumlahnya sampai ratusan, diperkirakan sekitar 400-an populasi monyet, ada juga sekumpulan kelelawar besar atau kalong hidup bergelantungan di atas pohon.
Di kawasan wisata alam hutan lindung ini, terdapat pura suci diyakini warga memiliki kekuatan magis untuk melindungi areal hutan ini serta warga disekitarnya. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan. Kera di sini cenderung jinak, karena sudah terbiasa dengan wisatawan, saat berkunjung paling penting adalah jangan mengganggu keberadaan mereka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Perlu dibentuk badan pengelola objek wisata (BPOW) agar di dalam penangannya lebih profesional dan dari aset retribusi tersebut bisa masuk ke pendapatan asli daerah," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan langkah pembentukan badan pengelola tujuan objek wisata Alas Kedaton, Kecamatan Marga itu bertujuan lebih profesional, apalagi di objek wisata hutan yang ada kera dan kalong (kelelawar) tersebut.
"Di sana (Alas Kedaton) perlu dibentuk badan pegelola agar profesional. Waktu saya jadi Bupati Tabanan, saya membentuk badan pengelola objek wisata Tanah Lot. Buktinya kunjungan setiap tahunnya meningkat, sehingga retribusi bisa menambah PAD," katanya.
Menurut politikus PDIP, kalau daerah tujuan wisata dikelola secara baik dan profesional maka kunjungan wisatawan nusantara dan asing pasti meningkat, begitu juga penataan kawasan itu akan lebih baik.
"Alas kedaton perlu dikelola secara profesional, karena di sana ada kera (monyet) wajib disediakan makanan kera tersebut agar tidak menganggu wisatawan yang berkunjung ke sana," ujarnya.
Dikatakan selama ini objek wisata Alas Kedaton di kelola oleh desa adat setempat, karena itu disarankan agar desa adat bersinergi membentuk badan pengelola objek wisata itu.
"Bila desa adat bersinergi dalam pembentukan badan pengelola objek wisata tersebut, nantinya retribusi bisa dibagi dan dimasukkan dalam PAD. Jadi, jika ada pembangunan di objek wisata tersebut bisa dilakukan secara berencana," kata Adi Wiryatama.
Objek wisata Alas Kedaton salah satu tempat menarik di Pulau Dewata dengan kehidupan kera hutan yang berlokasi di Desa Kukuh Kecamatan Marga, kota Tabanan. Tempat tersebut memiliki pesona hutan lebat serta banyak dihuni oleh kera, jumlahnya sampai ratusan, diperkirakan sekitar 400-an populasi monyet, ada juga sekumpulan kelelawar besar atau kalong hidup bergelantungan di atas pohon.
Di kawasan wisata alam hutan lindung ini, terdapat pura suci diyakini warga memiliki kekuatan magis untuk melindungi areal hutan ini serta warga disekitarnya. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan. Kera di sini cenderung jinak, karena sudah terbiasa dengan wisatawan, saat berkunjung paling penting adalah jangan mengganggu keberadaan mereka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015