Denpasar (Antara Bali) - Persaingan aneka jenis perabot rumah tangga cukup ketat ke pasaran Amerika Serikat, namun berkat kreativitas perajin Bali membuat jenis antik menjadikan matadangan itu mampu menembus pasaran ke negara tersebut.

"Konsumen Amerika Serikat (AS) merupakan peminat fanatik seni kerajinan Bali, sehingga sebagian besar aneka barang perabotan rumah tangga yang dibuat antik itu mampu memasuki pasar negeri Paman Sam dan merupakan pembeli terbanyak selama ini," kata Mudita, eksportir berbagai jenis furniture di Gianyar, Selasa.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, perolehan devisa aneka barang kerajinan dan matadagangan nonmigas lainnya terbesar dari AS yakni sebanyak 58,4 juta dolar AS atau 23 persen dari hasil perdagangan luar negeri sebesar 253,3 juta dolar selama periode Januari-Juni 2015.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Amerika sebenarnya belum sebagaimana diharapkan, namun perdagangan aneka kerajinan Bali tetap mengalami peningkatan, meskipun persentasenya relatif rendah yakni hanya tiga persen selama periode enam bulan I-2015.

Perdagangan luar negeri berupa ikan dan udang selama Juni 2015 misalnya menghasilkan devisa 8 juta dolar, 42,47 persen diraih dari pembeli AS, menyusul dari konsumen Jepang sekitar 14,10 persen, Hong Kong 7,45 persen dan Australia 6,75 persen dan sisanya ke negara lainnya.

Sementara perolehan devisa aneka kerajinan dan nonmigas Bali lainnya selama Januari-Juni 2015 sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen AS, seperti pakaian jadi, forniture, aneka barang antik berbahan baku kayu maupun anyaman.

Mudita mengaku yakin, perajin Bali yang dinilai kreatif dibidang memadukan seni tradisional dengan yang berkembang di negara konsumen, maka barang jenis antik produksi dari Pulau Dewata akan tetap laku ke pasar ekspor terutama ke AS.

Hal itu terbukti masih ada pesanan yang diterima pengusaha dan perajin Bali terhadap permintaan di tengah krisis keungan global, kondisi itu menunjukkan furniture asal Bali masih memiliki peminat fanatik di negeri Paman Sam tersebut.

Pria pengusaha ini mengakui bertambah banyak permintaan pasar akan furniture jenis antik seperti perabotan rumah tangga dirasakan semakin membaik dalam suasana ekonomi belum lancar, benar karena ekonomi global belum kondusif. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015