Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Sugawa Korry melihat telah terjadi ketimpangan antardaerah yang diukur dari rasio ketimpangan yang mencapai 0,40 persen.

"Dengan rasio ketimpangan sebesar itu sudah tergolong kesenjangan sedang karena sangat terkait erat dengan kesenjangan investasi antardaerah. Hal ini berpengaruh pula terhadap ketimpangan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat di Bali," katanya di Gedung DPRD Provinsi Bali di Denpasar, Kamis.

Sugawa Korry menyebutkan indikatornya ditunjukkan oleh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2013 di Kabupaten Badung senilai Rp2,9 triliun, Kota Denpasar Rp2,93 triliun, Kabupaten Buleleng Rp201 miliar, dan Kabupaten Karangasem Rp163 miliar.

Dan ternyata tingkat pertumbuhan ekonominya mengalami kesenjangan, yakni Kabupaten Badung 6,41 persen, Denpasar 6,54 persen, Buleleng 6,73 persen dan Karangasem 5,81 persen. Sedangkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapitanya per tahun, di Kabupaten Badung Rp34,88 juta, Denpasar Rp19,83 juta, Buleleng Rp15,33 juta dan Karangasem Rp14,11 juta.

Menurut Sugawa Korry untuk mempersempit kesenjangan tersebut, pemerintah kabupaten/kota di Bali harus melakukan dua kebijakan penting, yaitu kebijakan distributisi dalam bentuk infrastruktur yang merata dan berbagai kemudahan pelayanan serta kebijakan regulatif dalam bentuk peraturan daerah (Perda) yang bisa mendorong terwujudnya pemerataan investasi antar-daerah di Bali.

"Untuk merealisasikan hal tersebut, DPRD Bali akan dorong mewujudkan Perda pemberian insentif dan disinsentif terhadap investasi di Pulau Dewata dan kami siap melahirkan Perda insiatif dewan," ucapnya.

Menurut politikus Partai Golkar itu, melalui Perda inisiatif ini diharapkan investasi di Bali bisa didorong ke daerah-daerah yang belum padat investasi, dan membatasi investasi di daerah yang sudah jenuh (Bali bagian selatan).

"Rencana pembuatan Perda sudah kami tawarkan kepada eksekutif. Apabila disepakati, kami akan tindak lanjuti dengan menyusun kajian akademisnya. Diharapkan awal 2016 sudah bisa dibahas," kata Sugawa Korry. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015