Singaraja (Antara Bali) - Kalangan pengrajin pintu ukir khas Bali di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali banyak menerima pesanan, terutama dari pemilik usaha hotel dan vila di daerah setempat.

"Mereka menyenangi motif ukiran yang memiliki nilai estetika tinggi yang elok dipandang mata," kata Nyoman Kusuma, seorang penjual pintu ukir khas Bali di kota setempat, Kamis.

Ia menjelaskan, dalam sebulan menerima pesanan antara 10-15 buah pintu ukir khas Bali berbagai ukuran dan motif.

Konsumen paling banyak menyenangi jenis ukiran khas Bali bermotif jenis pepatran dan ukiran motif kreasi baru.

"Para pemilik vila terutama yang berasal dari beberapa daerah di Buleleng seperti Pemuteran, Lovina, dan daerah lain menerapkan konsep rumah khas Bali tempo dulu sehingga pintu yang kami hasilkan sangat sesuai dengan apa yang diinginkan," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya menjual berbagai jenis motif dan ukuran pintu khas Bali berkisar antara Rp3,5 juta sampai dengan Rp15 juta.

"Kerajinan ukiran pintu Bali termasuk jenis kerajinan dengan harga cukup tinggi karena berasal dari bahan yang berkualitas dan memerlukan kecermatan dan daya seni tinggi dalam membuat karya seni tersebut," tambah dia.

Kusuma menambahkan, bahan baku pintu ukir khas Bali berasal dari beberapa jenis kayu mulai dari jati, merbau (kayu paling kuat), kamper dan pinus.

Dikatakan pembuatan satu pintu ukir khas Bali memerlukan waktu antara satu sampai dua bulan sesuai ukuran dan jenis ukiran yang diawali dengan proses menggambar desain pada bidang daun pintu kayu yang masih polos.

"Sekilas, prosesnya adalah usai melewati proses desain gambar, pintu berbagai ukuran mulai diukir dengan berbagai macam motif baru kemudian diberikan pelapis agar kayu tahan lama," ujarnya. (APP)

Pewarta: Pewarta: Bagus Andi

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015