Mangupura, (Antara Bali) - Kalangan petani Desa Lawak, Kabupaten Badung, Bali membudidayakan tomat unggul yang memiliki ukuran produktivitas cukup tinggi, sehingga petani kecil mampu meraup keuntungan Rp12,5 juta per empat bulan (sekali tanam).

"Tomat ini buahnya sangat lebat dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa dan warnanya lebih cerah dibandingkan jenis tomat biasa, sehingga laris dibeli konsumen untuk sambal dan jus ," kata Nyoman Berata salah seorangatu petani di desa setempat, Rabu.

Ia menambahkan, pihaknya membudidayakan tomat jenis F9 mata kategori sangat unggul itu pada lahan seluas 17 are ( 1 are=100 M2) yang terlokasi di lahan pribadi milik keluarganya Desa Lawak, Kecamatan Patang Badung Utara yang hawanya sejuk.

Menurut dia, pada lahan seluas 17 are ini dapat menampung 3.500 bibit tomat yang didapat dari penjual bibit di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

Dikatakan, pada awal proses penanaman sampai proses panen memerlukan waktu paling cepat tiga bulan dan paling lama empat bulan.

Selama periode tersebut, ia melakukan perawatan dengan memberikan pupuk tambahan kotoran ayam dan pupuk kandang serta memberikan tambahan pupuk kimia untuk mempercepat proses tumbuh dari bibit tomat.

"Agar tanaman tomat dapat tumbuh baik, kami memberikan beberapa bambu berukuran antara satu sampai satu setengah meter agar dapat tumbuh berfungsi sebagai penyangga tanaman," imbuhnya.

Selanjutnya, pihaknya mengikat rangkaian bambu yang sudah ditancapkan ke tanah menggunakan tali plastik agar antara satu tanaman dengan tanaman lain dapat berdiri kokoh dan kuat.

Selain itu, ia mengatakan, hal yang harus rutin dilakukan adalah memberikan pupuk selama beberapa periode waktu yang sudah ditentukan.

"Kami memberikan pupuk kandang setelah tujuh hari masa tanam, kemudian dilanjutkan setelah 12 harinya, dan kemudian dipupuk kembali empat hari setelah pemupukan periode kedua," katanya.

Mengenai modal pembudidayaan, ia mengatakan menghabiskan total biaya untuk beli bibit dan pupuk sampai Rp2, 5 juta di luar biaya pembelian bambu dan tali sebagai penyangga pohon biar tidak mudah roboh diterpa angin.

Sedangkan baru dua bulan tanaman tomat sudah berbuah lebat ada yang buahnya masak dan muda, sehingga para pedagang pengumpul sudah menawar keseluruhan tanaman tomat seharga Rp15 juta. Sampai seluruh buah tomat habis dipetik selama empat bulan sejak ditanam.

Sementara itu, dalam satu kali masa panen, ia menghasilkan tomat sebanyak 15 kuintal, satu kilogramnya dijual dengan harga Rp2.500 perkilogram kepada pengepul yang siap menjual ke beberapa daerah di Denpasar dan beberapa kota lainnya di Bali.

"Jadi, jika dipotong biaya benih dan pupuk, kami mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp12,5 juta, atau paling banyak Rp4,1 juta setiap bulannya," kata dia. (KUN)

Pewarta: Pewarta: Bagus Andi

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015