Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan melaksanakan pelatihan pengelolaan sampah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jagaraga Sawan Singaraja.

Pelatihan, menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng Ida Bagus Ketut Swarjana, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para pengelola tempat pengolahan sampah terpadu(TPST) bekerjasama dengan Satuan Kerja Provinsi Bali.

Kegiatan yang berlangsung sehari, diikuti 24 orang, berasal dari utusan Kabupaten Buleleng 18 orang, 4 orang dari Kabupaten Tabanan serta dua orang dari Kabupaten Karangasem, dengan melibatkan narasumber Firman L.Sahwan dari pusat Teknologi Lingkungan.

Menurut Swarjana, produksi sampah di kabupaten Buleleng diperkirakan mencapai 1.950,71 m3/hari, dengan komposisi sampah berupa sampah organik 87,25%, sisanya merupakan sampah anorganik seperti plastik 6,42%, kertas 2,77%, kain 2,43%, kaleng 0,23%, botol dan karet masing-masing 0,23% serta besi 0,11%.

Dikatakan, tumpukan sampah akan selalu bertambah, di sisi lain tempat pengelolaan sampah akhir sangat terbatas.

Untuk mengatasi permasalahan itu, sejak tahun 2009, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab.Buleleng telah melaksanakan kegiatan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu(TPST) dengan maksud agar sampah dapat dikelola sedekat mungkin dari sumbernya.

Melalui dana APBN telah dibangun TPST di Desa Kubutambahan tahun 2009, kemudian dibangun 4 TPST lagi di Desa Tejakula, pemaron dan Banyupoh yang sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus(DAK) serta di Desa Tukadmungga menggunakan dana APBN.

Dengan adanya tempat pengolahan sampah terpadu 5 TPST ini tersebar di Kecamatan-Kecamatan, maka petani di Buleleng akan sangat terbantu terutama dalam penyediaan pupuk, ujar Swarjana.

Bahkan kata Kadis Kebersihan dan Pertamanan ini, TPST yang ada sudah melakukan kerjasama dengan Gabungan Kelompok Petani(Gapoktan) yang ada terutama dalam menyalurkan pupuk yang sudah diolah dari sampah organik  menjadi kompos.

Pelatihan mendapat perhatian serius dari peserta, sehingga program 3 R sebagai paradigma baru dalam pengelolaan sampah yang meliputi Reduce(mengurangi timbunan sampah), Reuse(memanfaatkan kembali), serta Recycle(mendaur ulang) mampu dilaksanakan secara optimal.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010