Mangupura (Antara Bali) - Para penjual perlengkapan penjor, sebuah bambu yang dihias sedemikian rupa di Desa Kapal, Kabupaten Badung, Bali naik omzet hingga 100 persen menjelang hari raya Galungan yang diperingati pada 15 Juli nanti.

"Omzet meningkat karena masyarakat lebih gemar membeli berbagai jenis perlengkapan penjor daripada membuatnya sendiri," kata Made Sumiati, salah seorang penjual perlengkapan penjor di desa setempat, Selasa.

Ia menjelaskan, lonjakan jumlah konsumen terjadi sejak dua hari yang lalu, peningkatakannya mencapai dua kali lipat dari hari hari biasa sebelumnya.

Dikatakan keadaan tersebut menyebabkan omzet penjualannya meningkat dari Rp1 juta dalam sehari menjadi Rp2 juta dalam sehari.

"Pembeli selalu ramai berkunjung ke toko milik kami sejak dua hari yang lalu karena penjor harus dipasang paling lambat satu hari sebelum hari raya Galungan," ujarnya.

Ia menambahkan, beberapa perlengkapan penjor yang laris diburu pembeli seperti "Sampiang, "Kolong kolong", padi, "Sanggah cukcuk", "Kober", dan "Gelungan Sampian".

"Semua perlengkapan tersebut merupakan pelengkap bilah bambu berukuran antara 5-10 meter sehingga menjadi sebuah penjor yang menarik dan penuh akan nilai filosofis," kata dia.

Lebih lanjut, Sumiati menjelaskan, pihaknya menjual berbagai perlengkapan penjor antara Rp5.000 sampai Rp125.000 tergantung jenis dan kerumitan dari produk itu sendiri.

"Perlengkapan yang paling murah adalah jenis kain "Kober", sementara yang memiliki harga paling tinggi adalah rangkaian janur berseni rupa, biasa dipakai di bagian penjor paling bawah," katanya.

Dilankutkan konsumen yang membeli berbagai produk buatanya bukan hanya berasal dari Kota Mangupura atau Denpasar saja, tetapi dari berbagai daerah di Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Bagus Andi

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015