Hong Kong (Antara Bali) - Sebanyak 17 desainer Indonesia tampil di
Hong Kong Fashion Weeks musim semi dan panas pada 6 hingga 9 Juli 2015.
Selain para perancang busana dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) juga perwakilan dari Kementerian Perindustrian dan empat pengusaha kecil menengah binaan Kementerian Perdagangan yang membawa koleksi busana, aksesori, perhiasan, sepatu serta tas kulit.
Konjen RI di Hong Kong Chalief Akbar pada Senin mengatakan Indonesia telah beberapa kali mengikuti ajang tersebut. "Jumlah peserta yang ditampilkan Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat," katanya.
Menurut dia, kreasi dan inovasi perancang Indonesia tidak kalah dengan karya desainer fesyen dari negara lain dan harganya pun sangat kompetitif. "Hanya saja perlu selalu dicamkan, quality control harus benar-benar dilakukan agar produk yang diekspor benar-benar terjamin kualitasnya," katanya.
Ia menjelaskan, pekan peragaan busana Hong Kong merupakan ajang penting bagi para perancang dan industri fesyen Indonesia untuk mempromosikan karya terbaiknya karena Hong Kong merupakan tempat pertemuan penjual dan pembeli potensial dari penjuru dunia.
Tahun lalu 17.000 pembeli potensial dari 71 negara hadir di ajang itu.
"Dalam setahun ada sekitar 200 pameran bertaraf internasional. Dari jumlah itu 14 merupakan kegiatan utama dan terbesar, termasuk Hong Kong Fashion Weeks. Jadi memang event yang sangat menguntungkan bagi para perancang Indonesia untuk lebih mempromosikan karya unggulannya," katanya.
Ketua APPMI Ali Charisma mengatakan kegiatan itu sangat penting untuk mempromosikan karya-karya fesyen terbaru perancang anggota organisasinya.
"Kegiatan ini menjadi salah satu sumber inspirasi kami untuk berinovasi," katanya.
Hong Kong Fashion Weeks, ia menjelaskan, juga merupakan ajang belajar dan tempat pertemuan dengan pembeli potensial bagi para perancang.
Gelaran Hong Kong Fashion Weeks 2015 diikuti 1.200 peserta dari 20 negara.
Bertemakan "Tribal Safari-Into The Wild", pameran itu menampilkan keunikan unsur tradisional warisan budaya serta kemurnian alam dalam mendukung rancangan modern yang unik dan segar.
Selain pameran, Hong Kong Fashion Weeks juga mencakup seminar dan simposium mengenai perkembangan industri fesyen.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Selain para perancang busana dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) juga perwakilan dari Kementerian Perindustrian dan empat pengusaha kecil menengah binaan Kementerian Perdagangan yang membawa koleksi busana, aksesori, perhiasan, sepatu serta tas kulit.
Konjen RI di Hong Kong Chalief Akbar pada Senin mengatakan Indonesia telah beberapa kali mengikuti ajang tersebut. "Jumlah peserta yang ditampilkan Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat," katanya.
Menurut dia, kreasi dan inovasi perancang Indonesia tidak kalah dengan karya desainer fesyen dari negara lain dan harganya pun sangat kompetitif. "Hanya saja perlu selalu dicamkan, quality control harus benar-benar dilakukan agar produk yang diekspor benar-benar terjamin kualitasnya," katanya.
Ia menjelaskan, pekan peragaan busana Hong Kong merupakan ajang penting bagi para perancang dan industri fesyen Indonesia untuk mempromosikan karya terbaiknya karena Hong Kong merupakan tempat pertemuan penjual dan pembeli potensial dari penjuru dunia.
Tahun lalu 17.000 pembeli potensial dari 71 negara hadir di ajang itu.
"Dalam setahun ada sekitar 200 pameran bertaraf internasional. Dari jumlah itu 14 merupakan kegiatan utama dan terbesar, termasuk Hong Kong Fashion Weeks. Jadi memang event yang sangat menguntungkan bagi para perancang Indonesia untuk lebih mempromosikan karya unggulannya," katanya.
Ketua APPMI Ali Charisma mengatakan kegiatan itu sangat penting untuk mempromosikan karya-karya fesyen terbaru perancang anggota organisasinya.
"Kegiatan ini menjadi salah satu sumber inspirasi kami untuk berinovasi," katanya.
Hong Kong Fashion Weeks, ia menjelaskan, juga merupakan ajang belajar dan tempat pertemuan dengan pembeli potensial bagi para perancang.
Gelaran Hong Kong Fashion Weeks 2015 diikuti 1.200 peserta dari 20 negara.
Bertemakan "Tribal Safari-Into The Wild", pameran itu menampilkan keunikan unsur tradisional warisan budaya serta kemurnian alam dalam mendukung rancangan modern yang unik dan segar.
Selain pameran, Hong Kong Fashion Weeks juga mencakup seminar dan simposium mengenai perkembangan industri fesyen.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015