Denpasar (Antara Bali) - Pengrajin asal Desa Sulang, Kabupaten Klungkung, Bali memasarkan aneka kerajinan kain sutra "mastuli" pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya, Denpasar.

"Kain sutra `mastuli` merupakan jenis kain khas Bali, sangat diminati kalangan umat Hindu karena sangat cocok dipakai sebagai busana adat, `kamen` dan `senteng`," kata I Made Adi Suta, pemilik stan Sari Asih di areal kerajinan PKB, Senin.

Ia menjelaskan, selain diminati umat Hindu di Bali, kain khas Bali itu juga diminati kalangan pengunjung PKB yang berasal dari luar maupun pengunjung mancanegara.

Mereka umumnya menyenangi kain sutra "mastuli" karena memiliki corak yang khas, kombinasi antara warna cerah dipadukan berbagai pepatran (cetakan) dan ukiran yang berciri khas Bali.

"Ukiran dan `pepatran` Bali punya `taksu` (jiwa) tersendiri, hal ini sudah diakui para penikmat seni bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari seluruh dunia," kata dia.

Dikatakan, pihaknya menjual berbagai jenis kain miliknya berkisar antara Rp300.000 sampai Rp700.000 perbiji, tergantung moti dan kesulitan dari masing-masing kain yang dijual.

"Kain dengan motif ukiran Bali terkombinasi dengan corak warna hitam dengan aksen emas merupakan jenis kain yang paling mahal, biasanya dibeli oleh kalangan ekonomi menengah ke atas," ujarnya.

Adi Suta menambahkan, selain menjual kain, pihaknya juga memasarkan beberapa pakaian yang sudah jadi dan beberapa model udeng, corak putih maupun model udeng berbahan kain endek.

Selain stan pengrajin asal Desa Sulang, Kabupaten Klungkung, pada ajang PKB ke-37 terdapat 168 stan kerajinan yang tersebar di beberapa areal Taman Budaya, masing-masing sebanyak 46 stan kerajinan dibawah gedung Ardha Candra.

Selain itu, terdapat 87 stan kerajinan di bawah gedung Ksirarnawa, sebanyak 26 stan kerajinan di areal parkir barat dan 10 stan kerajinan Dekranasda di bagian selatan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Bagus Andi

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015