Yilan, Taiwan (Antara Bali) - Ratusan nelayan asal Indonesia memperingati malam Nuzulul Quran di tempat penampungan mereka di Yilan County, Taiwan.
Peringatan turunnya kitab suci Al Quran tersebut, dipusatkan di Masjid Baitul Muslimin yang berada di lantai dua tempat penampungan nelayan di kawasan Pelabuhan Nanfang`ao yang berjarak sekitar 75 kilometer sebelah timur Ibu Kota Taiwan di Taipei itu.
"Acara seperti ini rutin kami gelar setiap tahun. Biasanya di pelabuhan perikanan, tapi kali ini di masjid," kata Abbas, pengurus Masjid Baitul Muslimin di Nanfang`ao, Yilan County, Sabtu malam.
Kegiatan keagamaan yang digelar setelah shalat tarawih itu menghadirkan pembicara dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan.
"Kebetulan malam ini yang hadir cukup banyak karena sebagian besar dari kami libur kerja," ujar Rois Syuriah Pengurus Ranting NU Yilan, Basyir.
Di Yilan County terdapat sekitar 1.200 nelayan Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan berbendera Taiwan. Mereka kebanyakan berasal dari daerah pesisir di Pulau Jawa yang bekerja berdasarkan perjanjian kontrak selama tiga tahunan.
"Selama tiga sampai empat hari ke depan diperkirakan ada badai di laut. Oleh karena itu, majikan meliburkan kami," kucap Bari, nelayan asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang sudah bekerja selama tiga tahun di Nanfang`ao.
Penampungan nelayan yang berlokasi di tepi Samudera Pasifik itu dipenuhi para nelayan asal Indonesia selama musim libur akibat cuaca buruk tersebut. Bangunan dua lantai itu disewa nelayan asal Indonesia dengan tarif 15.000 dolar Taiwan (setara Rp6,3 juta) per bulan.
Lantai dua bangunan tersebut difungsikan sebagai masjid, sedangkan lantai dasar untuk keperluan administrasi Forum Komunikasi Pelaut Indonesia di Taiwan dan beranda.
Namun, untuk buka puasa dan makan sahur, mereka memasak di dapur kapal masing-masing. Sebagian di antara mereka ada yang berbuka puasa di warung yang khusus menjual masakan khas Nusantara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Peringatan turunnya kitab suci Al Quran tersebut, dipusatkan di Masjid Baitul Muslimin yang berada di lantai dua tempat penampungan nelayan di kawasan Pelabuhan Nanfang`ao yang berjarak sekitar 75 kilometer sebelah timur Ibu Kota Taiwan di Taipei itu.
"Acara seperti ini rutin kami gelar setiap tahun. Biasanya di pelabuhan perikanan, tapi kali ini di masjid," kata Abbas, pengurus Masjid Baitul Muslimin di Nanfang`ao, Yilan County, Sabtu malam.
Kegiatan keagamaan yang digelar setelah shalat tarawih itu menghadirkan pembicara dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan.
"Kebetulan malam ini yang hadir cukup banyak karena sebagian besar dari kami libur kerja," ujar Rois Syuriah Pengurus Ranting NU Yilan, Basyir.
Di Yilan County terdapat sekitar 1.200 nelayan Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan berbendera Taiwan. Mereka kebanyakan berasal dari daerah pesisir di Pulau Jawa yang bekerja berdasarkan perjanjian kontrak selama tiga tahunan.
"Selama tiga sampai empat hari ke depan diperkirakan ada badai di laut. Oleh karena itu, majikan meliburkan kami," kucap Bari, nelayan asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang sudah bekerja selama tiga tahun di Nanfang`ao.
Penampungan nelayan yang berlokasi di tepi Samudera Pasifik itu dipenuhi para nelayan asal Indonesia selama musim libur akibat cuaca buruk tersebut. Bangunan dua lantai itu disewa nelayan asal Indonesia dengan tarif 15.000 dolar Taiwan (setara Rp6,3 juta) per bulan.
Lantai dua bangunan tersebut difungsikan sebagai masjid, sedangkan lantai dasar untuk keperluan administrasi Forum Komunikasi Pelaut Indonesia di Taiwan dan beranda.
Namun, untuk buka puasa dan makan sahur, mereka memasak di dapur kapal masing-masing. Sebagian di antara mereka ada yang berbuka puasa di warung yang khusus menjual masakan khas Nusantara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015