Singaraja (Antara Bali) - Sejumlah sopir bus di terminal Banyuasri, Singaraja, Bali merencanakan menaikkan tarif angkut penumpang berkisar antara Rp5000 sampai Rp7000 menjelang hari lebaran yang merupakan puncak lonjakan penumpang pada bulan ini.

"Sekarang semuanya serba mahal, bahan bakar minyak (BBM), onderdil, dan kebutuhan operasional, jadi kami harus menaikan tarif angkut juga," kata Made Pasek, seorang sopir di areal terminal itu, Rabu.

Ia mengatakan, hari hari menjelang mudik merupakan kesempatan yang tepat untuk menaikkan tarif angkutan umum yang menjadi alat tansportasi utama para pemudik yang kebanyakan berasal dari luar Buleleng itu.

"Kami menaikkan ongkos penumpang juga biasanya konsultasi dulu sama penumpang, mereka biasanya juga setuju karena melihat keadaan kami seperti ini," imbuhnya.

Sementara itu, Wayan Margi, salah seorang sopir asal Banyuning, Singaraja mengatakan kenaikan tarif menjelang mudik sudah biasa terjadi, selain karena lonjakan penumpang, juga disebabkan karena biaya perawatan yang mahal.

"Biasa terjadi menjelang mudik, penumpang pasti akan melonjak lebih dari 100 persen, hal ini yang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran operasional dan perawatan," kata dia.

Disinggung menganai kuota kenaikan tarif yang berkisar antara Rp5000 sampai Rp7000, ia mengatakan kenaikan dengan kuota demikian merupakan jumlah yang wajar, melihat kebutuhan pokok saat ini yang semakin bertambah mahal.

"Saya kira juga tidak akan terlalu memberatkan penumpang dengan kenaikan tarif demikian, kami biasanya juga selalu memberikan pengertian kepada para penumpang," kata dia.

Sementara itu, Wayan Margi mengatakan, lonjakan penumpang mudik akan terjadi sekitar H-5 lebaran, dimana banyak pekerja di kota Singaraja akan kembali ke tempat asal mereka di wilayah Jawa.

"Mereka biasanya pedagang-pedagang sini yang akan ke Gilimanuk untuk menyeberang melalui pelabuhan. Kalau sekarang masih belum, paling hanya beberapa saja," ucapnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015