Tabanan (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyerahkan dua unit bantuan bedah rumah kepada keluarga kurang mampu di Desa Pujungan, Kabupaten Tabanan, Jumat.

"Bedah rumah kali ini berasal dari APBD, pengerjaannya saya kira sudah rapi dan kualitas kayunya pun bagus-bagus, semoga bangunannya bertahan sampai 30 tahunan," kata Pastika di sela-sela menyerahkan bantuan bedah rumah itu.

Penerima bantuan bedah rumah tersebut adalah keluarga Nyoman Suritnun yang hidup serba kekurangan dan sudah lima tahun ditinggal suaminya yang meninggal karena penyakit lever.

Suritnun tinggal bersama ke dua anaknya sekaligus harus menjadi tulang punggung keluarga sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp20 ribu per harinya. Demi menambah penghasilan, ia juga menerima orderan sulaman yang diedarkan oleh pengepul kepada sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut.

Sedangkan penerima bantuan bedah rumah kedua adalah keluarga Ketut Sura. Dia sehari-hari bekerja sebagai tukang pahat ukiran khas Bali hanya berpenghasilan Rp60 ribu untuk menghidupi istri bersama tiga orang anaknya.

Pastika mengemukakan, program bedah rumah yang berasal dari APBD Induk Tahun 2015 dianggarkan sebanyak 1.000 unit dengan menyasar 115 desa sasaran, yang salah satunya Desa Pujungan.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bali berkesempatan berdialog dengan masyarakat setempat yang sebagian besar merupakan perajin. Ia sangat berharap agar masyarakat di sana bisa mandiri untuk membangun usahanya, dengan langsung memasarkan hasil-hasil kerajinannya kepada konsumen sehingga tidak sebatas sebagai perajin yang hanya menerima upah jasa mahat dari pengepul.

"Pada umumnya orang Bali adalah produsen yang baik tetapi bukan tenaga pemasaran yang baik, namun kita harus bersaing, kita harus membangun pemikiran untuk memasarkan sendiri sehingga bisa mendapatkan hasil lebih," katanya.

Dia berharap nantinya di sana bisa dibangun sentra pemasaran untuk menampung hasil-hasil kerajinan yang dihasilkan sehingga konsumen yang ingin berbelanja bisa langsung datang untuk membeli atau pun memesan sesuai keinginannya, tidak seperti saat ini yang hanya menerima order dari pedagang ataupun pengepul.

"Yang mahat masyarakat disini, yang menjual pengepulnya, jadi yang terkenal ya pengepulnya. Mungkin saja mereka menjual seharga Rp600 ribu sedangkan perajin hanya mendapat upah Rp60 ribu jadi lebih baik dikerjakan dan dipasarkan sendiri," ucapnya.

Terkait permodalan, Pastika mengatakan seharusnya masyarakat Pujungan tidak perlu bingung karena Pemprov Bali sudah banyak mengucurkan program-program yang berpihak pada rakyat kecil untuk bisa dimanfaatkan.

"Tidak ada cerita tidak ada modal, jika perlu modal kami sudah menyiapkan banyak jenis program-program bantuan seperti Gerbangsadu, Bumdes, Simantri, Jamkrida, dan KUR. Jadi silahkan manfaatkan, tetapi dengan prosedur yang benar," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Nyoman Wenten, menambahkan bahwa untuk di Desa Pujungan secara keseluruhan digelontorkan delapan unit bantuan bedah rumah dengan anggaran masing-masing unit sebesar Rp30 juta.

Pada kesempatan itu, selain bantuan bedah rumah, juga diserahkan bantuan-bantuan lain berupa beras, minyak goreng dan mie instant.

Seusai menyerahkan bantuan bedah rumah, Gubernur Bali menyempatkan diri melakukan peninjauan ke unit Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) 025 Gapoktan Antap Tani Makmur di Desa Antap, Selemadeg, Tabanan yang sudah mandiri. Dia berharap jejak Simantri ini dapat ditiru oleh simantri-simantri yang lain.

Ketua Simantri 025, Wayan Targa mengatakan pengolahan pupuk organik dikelompoknya sudah bisa menghasilkan antara enam hingga tujuh ton pupuk perbulan.

Dengan hasil sebanyak itu, menurutnya masih kurang untuk melayani permintaan pasar, pupuk yang dijual diutamakan untuk memenuhi permintaan di Desa Antap dan seputaran kecamatan Selemadeg sisanya baru dijual keluar hingga ke kecamatan Pupuan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015