Denpasar (Antara Bali) - Sungai Bindu masih menjadi tempat favorit warga Kota Denpasar untuk mandi dan mencuci pakaian karena airnya jernih.
Kepala Lingkungan Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman sekaligus Ketua Komunitas Tukad Bindu, I Gusti Rai Aritemaja di Denpasar, Selasa, mengatakan sangat sulit menciptakan kali bersih yang bisa dimanfaatkan masyarakat, jika tanpa dukungan semua warga.
Ia mengatakan untuk bisa sungai tersebut bersih, tentunya berbagai tahapan telah dilakukan mulai dari imbauan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu pihaknya juga meminta warga yang rumahnya di pinggir sungai agar membangun rumah menghadap ke sungai.
"Hal ini agar masyarakat menjadikan sungai sebagai pemandangan depan rumah yang indah, serta mengindari warga untuk membuang sampah ke sungai," ujarnya.
Dikatakan untuk menciptakan sungai yang bersih tersebut, pihaknya juga menyediakan satuan petugas setiap hari untuk membersihkan sampah dan memantau masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Tidak hanya itu masyarakat Banjar Ujung dan Banjar Abiang Nangka Kaja setiap bulan melakukan gotong royong untuk membersihakan Tukad Bindu.
"Dari usaha yang dilakukan masyarakat bisa memanfaatkan untuk mandi dan mencuci pakaian serta tempat rekreasi yang murah dan meriah di desa kami," katanya.
Aritemaja mengaku sungai Bindu memang dari dulu dimanfaatkan oleh masyarakat, namun masih dianggap kumuh dan seram. Namun dari lima tahun yang lalu semenjak menjabat sebagai kepala lingkungan, pihaknya berusaha menata Sungai Bindu lebih baik dan ditata rapi.
"Dengan cara memaving pinggiran sungai Bindu dan membuat telajakan dengan menggunakan dana PNPM dari Pemerintah Kota Denpasar," ujarnya.
Dengan langkah itu, kata dia, kesan kumuh dan seram tidak ada lagi, yang ada hanya kesan indah dan bagus digunakan sebagai tempat mandi, mencuci dan rekreasi. Bersihnya sungai Bindu banyak dimanfaatkan masyarakat di luar Banjar Ujung dan Banjar Abian Nangka Kaja yang datang untuk mandi maupun mencuci. Bahkan setiap pagi dan sore banyak anak-anak yang datang untuk berenang.
Aritemaja mengharapkan ke depan penataan sungai Bindu bisa dilakukan lebih baik lagi. Selain untuk tempat mandi, mencuci juga dimanfaatkan untuk kegiatan jalan-jalan (jogging), kemah dan tempat olah raga air.
"Di kota-kota besar sangat sulit mempunyai sungai bersih dan layak mandi dewasa ini, Tapi sungai Bindu membuktikan di perkotan bisa kembali menciptakan sungai bersih, bila semua masyarakat sadar dengan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala Lingkungan Banjar Ujung, Kelurahan Kesiman sekaligus Ketua Komunitas Tukad Bindu, I Gusti Rai Aritemaja di Denpasar, Selasa, mengatakan sangat sulit menciptakan kali bersih yang bisa dimanfaatkan masyarakat, jika tanpa dukungan semua warga.
Ia mengatakan untuk bisa sungai tersebut bersih, tentunya berbagai tahapan telah dilakukan mulai dari imbauan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu pihaknya juga meminta warga yang rumahnya di pinggir sungai agar membangun rumah menghadap ke sungai.
"Hal ini agar masyarakat menjadikan sungai sebagai pemandangan depan rumah yang indah, serta mengindari warga untuk membuang sampah ke sungai," ujarnya.
Dikatakan untuk menciptakan sungai yang bersih tersebut, pihaknya juga menyediakan satuan petugas setiap hari untuk membersihkan sampah dan memantau masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Tidak hanya itu masyarakat Banjar Ujung dan Banjar Abiang Nangka Kaja setiap bulan melakukan gotong royong untuk membersihakan Tukad Bindu.
"Dari usaha yang dilakukan masyarakat bisa memanfaatkan untuk mandi dan mencuci pakaian serta tempat rekreasi yang murah dan meriah di desa kami," katanya.
Aritemaja mengaku sungai Bindu memang dari dulu dimanfaatkan oleh masyarakat, namun masih dianggap kumuh dan seram. Namun dari lima tahun yang lalu semenjak menjabat sebagai kepala lingkungan, pihaknya berusaha menata Sungai Bindu lebih baik dan ditata rapi.
"Dengan cara memaving pinggiran sungai Bindu dan membuat telajakan dengan menggunakan dana PNPM dari Pemerintah Kota Denpasar," ujarnya.
Dengan langkah itu, kata dia, kesan kumuh dan seram tidak ada lagi, yang ada hanya kesan indah dan bagus digunakan sebagai tempat mandi, mencuci dan rekreasi. Bersihnya sungai Bindu banyak dimanfaatkan masyarakat di luar Banjar Ujung dan Banjar Abian Nangka Kaja yang datang untuk mandi maupun mencuci. Bahkan setiap pagi dan sore banyak anak-anak yang datang untuk berenang.
Aritemaja mengharapkan ke depan penataan sungai Bindu bisa dilakukan lebih baik lagi. Selain untuk tempat mandi, mencuci juga dimanfaatkan untuk kegiatan jalan-jalan (jogging), kemah dan tempat olah raga air.
"Di kota-kota besar sangat sulit mempunyai sungai bersih dan layak mandi dewasa ini, Tapi sungai Bindu membuktikan di perkotan bisa kembali menciptakan sungai bersih, bila semua masyarakat sadar dengan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015