Denpasar (Antara Bali) - Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana mempromosikan objek wisata Bunut Bolong pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya, Denpasar.
"Kami mempromosikan objek wisata kebanggaan masyarakat Kecamatan Pekutatan itu melalui pementasan topeng panca yang ditampilkan para seniman setempat," kata Camat Pekutatan, Ketut Eka Susila Artha Permana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya mempromosikan daerah wisata yang ada di daerahnya melalui berbagai bidang salah satunya melalui pementasan seni asli Bali seperti bondres, arja, dan topeng.
Menurutnya, promosi pariwisata melalui bidang seni lebih mudah menyentuh masyarakat di semua kalangan, karena masyarakat Bali pada umumnya sangat menggemari segala jenis pementasan yang berkaitan dengan bidang seni.
Disinggung mengenai promosi "bunut bolong" pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37, ia mengatakan, ingin menjelaskan kepada masyarakat Bali bahwa objek wisata Bunut Bolong memiliki nilai historis yang tinggi.
Ia menceritakan, dulu di daerah Jembrana terdapat satu desa bernama Menanga Sari yang terletak di dekat perbatasan antara Kabupaten Jembrana dengan Kabupaten Buleleng, ketika itu beberapa kalangan warga ingin menebang sebuah pohon besar (bunut) untuk membuka akses jalan ke utara (Buleleng), namun, ketika habis menebang beberapa bagian, banyak warga mengamali sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia.
Kemudian, pemimpin desa ketika itu memiliki inisiatif melakukan upacara keagamaan (yadnya) untuk melancarkan proses penebangan pohon tersebut, maka, diundanglah seorang pendeta (Bhagawanta) yang memiliki kesaktian (taksu) yang dipercayai sebagai utusan Dhang Hyang Nirartha yang merupakan orang suci yang menyebarkan agama Hindu di Bali.
Selanjutnya, dengan kesaktian (sidhi) yang dimilikinya, sang bhagawanta melubangi pohon tersebut dan akhirnya pohon tersebut tidak harus ditebang dan cukup dibuatkan jalan pada bagian lubang dari pohon itu.
"Cerita `bunut bolong` diselipkan pada pementasan topeng panca untuk memperkenalkan cerita tersebut kepada kalangan pelaku pariwisata di Bali," kata dia.
Ia mengharapkan, wisatawan tertarik berkunjung ke Objek Wisata Bunut Bolong setelah mengetahui bahwa daerah itu memiliki cerita yang sangat unik dan menarik.
Di sisi lain, Ketut Eka Susila Artha Permana menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus membangun fasititas pendukung seperti wantilan dan toilet umum di sekitar areal objek wisata yang berjarak sekitar 40 kilometer arah barat dari kota Denpasar itu.
"Kami terus berupaya melakukan pembenahan di beberapa bagian objek wisata agar masyarakat nyaman berkunjung ke Objek Wisata Bunut Bolong," demikian Ketut Eka Susila Artha Permana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami mempromosikan objek wisata kebanggaan masyarakat Kecamatan Pekutatan itu melalui pementasan topeng panca yang ditampilkan para seniman setempat," kata Camat Pekutatan, Ketut Eka Susila Artha Permana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya mempromosikan daerah wisata yang ada di daerahnya melalui berbagai bidang salah satunya melalui pementasan seni asli Bali seperti bondres, arja, dan topeng.
Menurutnya, promosi pariwisata melalui bidang seni lebih mudah menyentuh masyarakat di semua kalangan, karena masyarakat Bali pada umumnya sangat menggemari segala jenis pementasan yang berkaitan dengan bidang seni.
Disinggung mengenai promosi "bunut bolong" pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37, ia mengatakan, ingin menjelaskan kepada masyarakat Bali bahwa objek wisata Bunut Bolong memiliki nilai historis yang tinggi.
Ia menceritakan, dulu di daerah Jembrana terdapat satu desa bernama Menanga Sari yang terletak di dekat perbatasan antara Kabupaten Jembrana dengan Kabupaten Buleleng, ketika itu beberapa kalangan warga ingin menebang sebuah pohon besar (bunut) untuk membuka akses jalan ke utara (Buleleng), namun, ketika habis menebang beberapa bagian, banyak warga mengamali sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia.
Kemudian, pemimpin desa ketika itu memiliki inisiatif melakukan upacara keagamaan (yadnya) untuk melancarkan proses penebangan pohon tersebut, maka, diundanglah seorang pendeta (Bhagawanta) yang memiliki kesaktian (taksu) yang dipercayai sebagai utusan Dhang Hyang Nirartha yang merupakan orang suci yang menyebarkan agama Hindu di Bali.
Selanjutnya, dengan kesaktian (sidhi) yang dimilikinya, sang bhagawanta melubangi pohon tersebut dan akhirnya pohon tersebut tidak harus ditebang dan cukup dibuatkan jalan pada bagian lubang dari pohon itu.
"Cerita `bunut bolong` diselipkan pada pementasan topeng panca untuk memperkenalkan cerita tersebut kepada kalangan pelaku pariwisata di Bali," kata dia.
Ia mengharapkan, wisatawan tertarik berkunjung ke Objek Wisata Bunut Bolong setelah mengetahui bahwa daerah itu memiliki cerita yang sangat unik dan menarik.
Di sisi lain, Ketut Eka Susila Artha Permana menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus membangun fasititas pendukung seperti wantilan dan toilet umum di sekitar areal objek wisata yang berjarak sekitar 40 kilometer arah barat dari kota Denpasar itu.
"Kami terus berupaya melakukan pembenahan di beberapa bagian objek wisata agar masyarakat nyaman berkunjung ke Objek Wisata Bunut Bolong," demikian Ketut Eka Susila Artha Permana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015