Jakarta (Antara Bali) - Konsumsi makanan berfermentasi semisal
yogurt dan acar dapat membantu mengatasi rasa malu kronis yang berujung
kecemasan sosial, menurut sebuah studi dalam jurnal Psychiatry Research
beberapa waktu lalu.
Dalam studi itu, tim peneliti dari Universitas Maryland dan the College of William & Mary di Virginia menemukan bahwa probiotik atau bakteri baik dalam makanan berfermentasi meningkatkan produksi GABA atau neurotransmitter yang memiliki efek seperti obat anti cemas.
"Seperti probiotik dalam makanan berfermentasi yang mengubah lingkungan dalam saluran cerna (usus). Saya pikir, mikroorganisme dalam ususmu dapat mempengaruhi pikiranmu," kata asisten profesor psikologi dari William & Marry, Matthew Hilimire.
Untuk sampai pada temuan ini, para peneliti melibatkan sekitar 700 orang untuk mengetahui tingkat konsumsi probiotik (makanan fermentasi) seperti kimchi dan acar.
Hasil studi memperlihatkan, orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan berfermentasi hanya memiliki sedikit gejala kecemasan sosial dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan berfermentasi lebih sedikit. Hubungan ini terjadi paling kuat pada individu yang memiliki emosi negatif tingkat tinggi. Kecemasan sosial didefinisikan sebagai ketakutan saat berhadapan dengan keramaian.
Kondisi ini merupakan salah satu gangguan kecemasan paling umum di dunia. Penderita akan merasa hal-hal yang merupakan kegiatan harian seperti berbicara di telepon, bertemu orang asing atau berbicara dalam kelompok sebagai sesuatu yang sulit, demikian Telegraph melaporkan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Dalam studi itu, tim peneliti dari Universitas Maryland dan the College of William & Mary di Virginia menemukan bahwa probiotik atau bakteri baik dalam makanan berfermentasi meningkatkan produksi GABA atau neurotransmitter yang memiliki efek seperti obat anti cemas.
"Seperti probiotik dalam makanan berfermentasi yang mengubah lingkungan dalam saluran cerna (usus). Saya pikir, mikroorganisme dalam ususmu dapat mempengaruhi pikiranmu," kata asisten profesor psikologi dari William & Marry, Matthew Hilimire.
Untuk sampai pada temuan ini, para peneliti melibatkan sekitar 700 orang untuk mengetahui tingkat konsumsi probiotik (makanan fermentasi) seperti kimchi dan acar.
Hasil studi memperlihatkan, orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan berfermentasi hanya memiliki sedikit gejala kecemasan sosial dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan berfermentasi lebih sedikit. Hubungan ini terjadi paling kuat pada individu yang memiliki emosi negatif tingkat tinggi. Kecemasan sosial didefinisikan sebagai ketakutan saat berhadapan dengan keramaian.
Kondisi ini merupakan salah satu gangguan kecemasan paling umum di dunia. Penderita akan merasa hal-hal yang merupakan kegiatan harian seperti berbicara di telepon, bertemu orang asing atau berbicara dalam kelompok sebagai sesuatu yang sulit, demikian Telegraph melaporkan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015