Fuzhou (Antara Bali) - Provinsi Fujian, negeri tua di bagian tenggara pesisir daratan Tiongkok ibarat mutiara yang terbenam di dalam lumpur yang akhirnya menggeliat  mencahayai peradaban baru masyarakat Tiongkok yang benderang dalam menatap masa depannya secara lebih dinamis.

Banyak anak anak negeri ini  tidak mengira Fujian akhirnya menorehkan sejarah dengan  tinta emas sebagai pelopor sistem ekonomi pasar di  Tiongkok modern yang kini dirangkul kemakmuran. Anak anak negeri tidak memahami  suara dan bisikan alam Fujian yang bercerita tentang besarnya 'harta karun' tersimpan di tanah kelahiran leluhurnya.

"Pada masa itu  mereka memilih meninggalkannya merantau ke negeri - negeri seberang lautan dan sekarang tercatat 15,8 juta anak anak Fujian  tersebar di diaspora, tentu bagi yang  meraih sukses ekonomi  diharapkan pulang  berinvestasi di   Kawasan Perdagangan Bebas Pingtan (Fujian)," ujar Pejabat Hubungan Luar Negeri Provinsi Fujian,  DR Yanli di Fuzhou.

Kepada delegasi jurnalis asal Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengunjungi Fujian atas fasilitas Konjen RRT di Denpasar Hu Yinquan dan Wakil Konjen Liu Zhijie,  DR Yanli, menjelaskan,  kini Fujian mengalami pertumbuhan ekonomi  dan pembangunan sosial tercepat dan paling dinamis di Tiongkok.

Semua keberhasilan itu berkat sokongan asing dan sektor swasta yang sangat bersemangat berinvestasi membangun Fujian, sejak provinsi ini menggelontorkan kebijakan pintu terbuka dengan sistem ekonomi berorientasi pasar dibalik tirai sistem ekonomi sosialis di Tiongkok.

Fujian yang berpenduduk 37,48 juta jiwa ini terletak di bagian tenggara pesisir daratan Tiongkok menghadap Taiwan ( hanya dibatasi selat seluas  121,000 km2), sedangkan wilayahnya terdiri dari Zona Pembangunan Pingtan, sembilan kota, yaitu Fuzhou, Xiamen, Quanzhou, Zhangzhou, Putian, Sanming, Nanping, Longyan dan Ningde serta memilikii 85 distrik (daerah kabupaten dan  kota-kota setingkat kabupaten), garis  pantai membentang sepanjang 3,752 km dan  memiliki 123 pelabuhan.

Negeri  asal para perantau Tiongkok ini juga mencatat sukses  membangun infrastruktur sosial seperti pembangunan jalan darat yang lebar dan lurus melintasi terowongan di kaki bebukitan sepanjang 4.182 Km sudah beroperasi, rel kereta api berkecepatan tinggi, bahkan sekarang lebih dari 2.000 km rel kereta api sedang  dibangun dan 2.859 km  sudah digunakan.

Selain itu ada  123 pelabuhan dengan kombinasi jumlah barang seberat 367 juta ton, sedangkan kapasitas penumpang untuk keseluruhan Bandar udara di Fujian adalah 22 juta orang dan kapasitas daya yang diinstalisai pada stasiun mencapai 34.8 juta kw, membuat Fujian menjadi basis energi utama sepanjang pesisir Tiongkok.

Demikian juga  sistem industri modern sudah terpola dengan baik dan pilar industri-industri  seperti  elektronik, mesin dan alat-alat pabrik serta petrokimia menjadi semakin kuat dan kehadiran berbagai jenis industri   memberikan kontribusi inovasi keilmuan dan teknologi yang  membuat pertumbuhan ekonomi terus meningkat.

Terkait ekosistem dan lingkungan alam di Fujian seperti air, udara dan kualitas ekologinya semuanya menduduki peringkat teratas di dalam negeri  karena reformasi dan keterbukaan ditekankan lebih jauh ke depan secara berkelanjutan.

Sekarang ini pembangunan ekonomi dan sosial sedang menjadi momentum mengikuti sistem ekonomi pasar  yang terbukti mampu menciptakan tumbuh suburnya sektor swasta dan masuknya investasi asing.  Fujian sekarang ini sudah menjalin  ikatan perdagangan dengan 223 negara  dan merangkul 80 provinsi atau kota-kota di 32 negara.          
         
Mengenal Kota Fuzhou

Menurut Yanli,  Fuzhou  adalah ibu kota Provinsi Fujian, sebagai  pusat politik, ekonomi dan budaya  dengan  luas 12.000 km2  serta berpenduduk 7.2 juta, sedangkan iklimnya maritim subtropis, sehingga membuat  Fuzhou memiliki udara hangat dan banyak curah hujan.

Fuzhou merupakan salah satu dari tiga zona musim semi panas di Tiongkok, memiliki  pemandangan yang menakjubkan  dan benda-benda bersejarah yang indah  seperti Gunung Gu, Tiga Jalan kecil dan tujuh lorong.

Produk kerajinan tangan lokal sudah terkenal cukup lama seperti kerajinan yang dicat atau dilukis, sisir tanduk dan payung terbuat dari kertas merupakan “Tiga Harta Benda Fuzhou”.  Ukiran batu Shousan, benda-benda kerajinan yang didekorasi dengat dicat  atau dilukis  dan ukiran dari gabus dianggap sebagai “Tiga Keterampilan Unik dari Fuzhou”.

Sebagai pintu masuk penting maritim rute sutera  Fuzhou menjadi tempat lahirnya angkatan laut modern  Tiongkok,  tempat lahirnya industri, ilmu dan teknologi, sedangkan lokasi geografis Fuzhou  melahirkan peradaban pegunungan Tanshistan, peradaban Glangan Kapal, peradaban tiga Jalan Kecil dan Tujuh Lorong serta Peradaban Batu Shoushan.

Semua dari peradaban ini memberi kontribusi terhadap ruh peradaban keterbukaan kota, demikian juga pembangunan  Infrastruktur kota terus meningkat dengan konstan berupa jaringan transportasi multi-guna sudah mempunyai pola yang jelas.

Sedangkan  jalur kereta api berkecepatan tinggi, seperti Wenzhou-Fuzhou, Fuzhaou-Xiamen sudah beroperasi, tetapi sejumlah jalur kereta api lainnya masih dalam konstruksi, seperti bagian Fuzhou Xiangtang-Putin, Hefi-Fuzhou dan tiga bagian jalur yang menghubungkan pelabuhan Fuzhou  dan jalur kereta api utama.  

Jaringan kereta api kecepatan tinggi  empat jam untuk melayani seluruh kota provinsi mudah didapatkan karena berpusat di Fuzhou, demikian juga  Bandara Iinternasional Changle sudah membuka 68 rute penerbangan yang menghubungkan 50 kota baik dalam negeri maupun luar negeri.

Bahkan pembangunan jalan kereta api bawah tanah jalur  satu sudah mulai dikerjakan dan diharapkan rampung dan bisa digunakan pada  tahun 2015, sedangkan pembangunan jalur  dua akan  dimulai tahun ini. Sebagai salah satu pusat utama pelabuhan  di Tiongkok, Pelabuhan Fuzhou menghubungkan Fuzhou dengan negara lain di dunia dengan 42 rute dan dapat menangani kapasitas 83,49 ton setahun.

Fuzhou  memiliki sekelompok industri yang sistematis dan sistem pendukung  yang membanggakan, sedangkan taman industri dan daerah industri baru  juga dibangun seperti distrik Jinshan, pelabuhan Jiangyin, kabupaten changle dan teluk Luoyuan.

Sedangkan  kelompok-kelompok industri dalam bidang-bidang yang penting  sudah mempunyai bentuk, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, permesinan dan peralatan, tekstil dan pakaian, pengolahan makanan, pengerjaan logam dan material bangunan, petro-kimia, obat  biologis, maupun material baru dan energi.

Fuzhou juga akan menjadi pusat pabrik alat-alat elektronika di dunia, karena   87 dari 500 perusahan besar elektronika sudah menanamkan modalnya dan hadir di Fuzhou, apalagi sudah menjalin hubungan dengan sembilan  kota asing antara lain Nagasaki (Jepang)  Koszalin  (Polandia) dan Mombasa (Kenya)  serta  kota di Australia, Amerika Serikat, Brasil..

Saat ini, Fuzhou sedang membuka diri terhadap dunia dengan meningkatkan sistem ekonomi terbuka, mempercepat pembagunan Kota Mawei baru dengan luas 740 km2 sebagai kebijakan mengintegrasikani Kot Fuzhou, Putian  dan kota Ningde, sehingga Fuzhou nantinya akan menjadi  kota besar internasional modern yang kaya akan kekayaan laut dan sungai.

Untuk meraih tujuan provinsi  yaitu “Zona Percontohan Pembangunan  Ekonomi Biru”, Fozhou tidak akan menyia-nyiakan waktu  dalam membangun 49 km2 ekonomi biru Fujian- Taiwan dan taman industri berteknologi tinggi, dan akan mencoba melakukan yang terbaiknya untuk menjadi  “Kelautan Fuzhou ” menjelang tahun 2020. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Tinggal Karyawan

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015