Nusa Dua, Bali (Antara Bali) - Sebanyak 17 pembeli berkualitas kategori platinum atau agen yang mampu mendatangkan wisatawan mancanegara minimal 10 ribu turis per tahun ke Indonesia turut berpartispasi pada ajang bisnis pariwisata "Bali Beyond and Travel Fair" (BBTF) 2015.

"Kami lebih selektif dalam menyeleksi para pembeli dalam pelaksanaan BBTF tahun ini untuk menghasilkan kegiatan yang berkualitas," kata Ketua Penyelenggara BBTF 2015, Ketut Ardana di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis.

Dibandingkan pada pelaksanaan tahun sebelumnya, jumlah kepesertaan baik pembeli dan penjual pada ajang tahun ini mengalami penurunan karena penerapan selektif itu.

Pada ajang tahunan kedua kalinya itu, tercatat sebanyak 173 pembeli dari 28 negara ikut serta atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebanyak 246 pembeli.

Begitu pula dengan penjual tahun ini sebanyak 172 agen perjalanan dan akomodasi wisata, menurun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 361 agen atau akomodasi wisata dari Bali dan berbagai daerah di Tanah Air.

Para penjual itu berasal dari beberapa daerah di antaranya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Selayar, Bandung, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Wakatobi dan lainnya.

Mereka berasal dari perhotelan, biro perjalanan wisata dan atraksi wisata lainnya.

Ardana lebih lanjut menjelaskan bahwa dari 173 pembeli itu, 17 di antaranya merupakan pembeli platinum dari berbagai negara di antaranya TWI dari Jerman dan Flight Center dari Australia.

Mereka merupakan agen perjalanan wisata yang mampu mendatangkan minimal 10 ribu wisatawan mancanegara per tahun ke Tanah Air.

Pembeli platinum itu dikenakan biaya pendaftaran sebesar 500 dolar AS dan untuk kategori emas dikenakan biaya 300 dolar AS yang bisa dikembalikan lagi pada saat kegiatan itu berakhir.

Sementara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan tahunan itu diharapkan mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara yang berkualitas.

Ke depan, mereka diharapkan dapat mengisi tingkat okupansi perhotelan mengingat Pulau Dewata memiliki sedikitnya 80 ribu kamar.

"Kegiatan `bisnis to bisnis` ini salah satunya akan menjadi ajang untuk mengisi okupansi kamar hotel di Bali yang saat ini mencapai 80 ribu kamar," ucapnya.

Dari jumlah kamar itu, saat ini baru teriai sekitar 54 persen dari perkiraan daya tampung sekitar 29 juta wisatawan per kamar per malam.

"Sehingga kekurangan sekitar 14 hingga 15 juta wisatawan untuk mengisi okupansi itu perlu diisi lagi," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015