Semarapura (Antara Bali) - Goa Jepang di Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, yang menjadi salah satu objek wisata andalan namun belakangan pengunjungnya sepi, terancam dihapus dari daftar tujuan pelancongan.
Ancaman penghapusan salah satu peninggalan penjajah Jepang di Bali dari daftar tujuan berwisata itu, justru dilontarkan oleh Sekda Kabupaten Klungkung I Ketut Janapria di Semarapura, Jumat.
Ia melontarkan ide penghapusan dari daftar objek wisata berdasarkan fakta belakangan, yakni pengunjungnya sepi, sehingga keberadaannya hanya membebani anggaran pemeliharaan dan pengelolaan.
Gagasan Janapria itu langsung memantik reaksi wakil rakyat. AA Gde Bagus, Wakil Ketua Komisi A DPRD Klungkung, menyatakan tidak setuju kalau Goa Jepang dihapus dari daftar obyek wisata.
Menurut politisi gaek dari PDIP itu, pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru dalam menyikapi sepinya kunjungan obyek wisata tersebut. "Karena bagimanapun, penetapan sebuah kawasan sebagai objek tentunya telah melalui kajian yang matang dari lembaga terkait," ujarnya.
Terkait kunjungan wisatawan sepi, tokoh Puri Galgel, Klungkung itu malah meminta Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk melakukan kajian atau evaluasi.
"Kenapa kunjungan wisatawannya sepi, itu yang seharusnya dievaluasi, dikaji. Mungkin karena pemkab gagal dalam mengelola dan menjual atau mempromosikannya," kata Gung Bagus, panggilan Gde Bagus.
Dia menduga intansi terkait yang membidangi pengelolaan objek wisata itu tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai.
Pemkab Klungkung disarankan untuk melakaukan sentuhan kreativitas guna bisa menjual atau mempromosikan objek tersebut, mengingat Goa Jepang yang merupakan peninggalan Perang Dunia ke II, sejatinya layak sebagai kunjungan.
"Lakukan promosi secara gencar. Salah satu caranya melalui promosi kepada wisatawan yang berkunjung ke objek lain. Misalnya jelaskan keberadaan Goa Jepang itu kepada wisatawan yang berkunjung ke Kertagosa," saran Gung Bagus.
Hanya saja diingatkan, bahwa promosi atau pemberian penjelasannya harus benar, termasuk mengenai historistik sejarahnya, sehingga mampu memberikan daya tarik.
Selain itu juga perlu dilakukan kerja sama dengan pihak perusahaan agen travel atau biro perjalanan untuk turut mempromosikannya, tambahnya.
Pernyataan lebih pedas disampaikan Wayan Mastra. Kader PDP ini langsung berang menanggapi ide Sekda Kulungkung tersebut. "Enak saja main hapus," ujarnya.
Kalau tidak laku, kata Mastra, mestinya dipromosikan agar laku dan maju serta berkembang.
Goa Jepang, menurut politisi asal Tangkas itu, sangat layak dijual karena selain bagus juga mempunya nilai sejarah.
"Kegagalan itu karena promosinya tidak mencapai sasaran dan tidak mampu menjual. Padahal obyeknya bagus," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010