Denpasar (Antara Bali) - Singapura salah satu negara di kawasan ASEAN menjadi pasar potensial aneka barang kerajinan buatan masyarakat Bali jenis antik dan unik yang diperdagangkan kembali kepada masyarakat internasional yang singgah ke negara itu.

"Mitra bisnis asal Singapura banyak membeli aneka ragam perhiasan, pakaian jadi, barang rajutan dan kerajinan berbahan baku kulit, untuk dijual kepada turis internasional di sana," tutur Ni Made Kusuma Dewi, pengusaha sekaligus ekportir di Denpasar Senin.

Singapura merupakan jalur perdagangan dunia sekaligus negara persinggahan sementara wisatawan mancanegara sehingga banyak diperlukan aneka barang cindramata, maka aneka barang kerajinan buatan masyarakat Bali yang bernilai seni juga laku keras di negeri itu.

Sebagaimana catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, realisasi ekspor aneka barang kerajinan dan nonmigas ke Singapura selama empat bulan I-2015 bernilai 14 juta dolar, dan jumlah perdagangan tersebut cukup menggembirakan dalam dunia ekonomi kurang stabil.

Perhiasan dan permata buatan Bali yang diekspor selama April 2015 misalnya terbanyak atau 19,55 persen dari bernilai 6,6 juta dolar tertuju ke Singapura, namun lebih banyak ke Hong Kong sebesar 21,37 persen, dan Australia 19,56 persen dan sisanya kepada negara lainnya.

Aneka barang rajutan yang dipasarkan pengusaha Bali ke pasar ekspor juga terbanyak ditujukan ke pasar Singapura mencapai 30,24 persen selama April 2015, menyusul pembeli dari Amerika Serikat 17,99 persen dan di tempat ketiga Australia 9,34 persen.

Aneka barang kerajinan berbahan baku kulit seperti sendal, sepatu, baju dan aneka ragam tas dengan rancangan bangun yang antik terbanyak dijual ke Jepang 52,99 persen menyusul ke Singapura sekitar 15,39 persen dan Jerman 4,37 persen dan Belanda 3,29 persen.

Sementara barang impor dari Singapura dalam kurun waktu empat bulan I 2015 sebenarnya mengalami peningkatan drastis dari bernilai 2,2 juta dolar Januari-April 2014 menjadi 9,3 juta dolar, namun berkat barang kerajinan Bali gencar ke negeri tetangga itu maka terjadi surplus.

Kusuma Dewi mengatakan, realisasi ekspor ke salah satu negara di kawasan ASEAN ini tetap lancar karena pesanan masih mengalir, walaupun terjadi pasang surut sesuai situasi dan kondisi dunia usaha internasional yang ada. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015