Denpasar (Antara Bali) - Pengrajin pintu ukiran khas Bali memerlukan bantuan instansi terkait di daerah ini untuk membantu memasarkan produk ukiran bernilai seni tinggi itu ke pasaran ekspor.

"Kami berharap pemerintah daerah membantu memasarkan hasil kerajinan ke pasaran ekspor seperti ke Tiongkok, Amerika Serikat dan negara pasaran potensial lainnya," kata Wayan Wijaya (50) salah seorang pemilik toko kerajinan ukiran pintu Bali di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya tidak dapat mengandalkan pemasaran pintu ukiran khas Bali di daerah maupun secara nasional saja, karena sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang terus menurun.

"Kalau mengandalkan pemasaran skala lokal dan dalam negeri, kami tidak menaruh harapan terlalu banyak karena sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian yang saat ini daya beli masyarakat rendah.

Untuk pasar lokal sendiri, pihaknya kebanyakan hanya mendapat pesanan dari beberapa pemilik vila yang menerapkan konsep arsitektur Bali dan sejumlah masyarakat setempat yang membangun menggunakan pintu ukiran khas Bali. "Jujur saja, untuk pasaran lokal masih sangat sepi, peminat pintu ukiran khas Bali pun hanya dari kalangan tertentu saja karena komoditas seperti ini memiliki nilai harga cukup tinggi," ujar dia.

Pihaknya mengeluhkan sepinya pembeli pintu ukiran khas Bali akhir-akhir ini, bahkan, periode dua bulan terakhir hanya bisa menjual sekitar sepuluh biji. "Awal bulan ini tidak ada yang membeli, jika dibandingkan dengan tahun lalu jauh sekali, dulu, dalam sebulan bisa menjual 10-15 pintu ukiran khas Bali," katanya.

Wayan Wijaya menambahkan, jika instansi terkai dapat membantu memasarkan produknya ke luar negeri, maka, pihaknya tidak perlu menghawatirkan keadaan perekonomian Indonesia yang fluktuatif. "Jika produk kami dipasarkan ke luar negeri, tentu akan lebih mudah dijual karena pasar luar negeri lebih stabil selain memang Bali sudah memiliki nama di dunia internasional," demikian Wayan Wijaya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015