Jakarta (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komisi Pengawas Perbankan Tiongkok atau dikenal dengan China Banking Regulatory Commision (CBRC) menjalin kerja sama guna meningkatkan kapasitas pengawasan kedua otoritas.
"Industri perbankan Tiongkok telah hadir di Indonesia, Bank Indonesia pun juga sudah ada di Sanghai, sehingga kolaborasi ini dilaksanakan dalam rangka pengawasan terkonsolidasi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Menara Merdeka, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan untuk mengefektifkan pengawasan kinerja kantor cabang atau anak usaha di luar negeri, kegiatan ini akan disertai dengan pertukaran informasi yang berguna bagi masing-masing otoritas maupun perusahaan induk untuk mengontrol terjaminnya perlindungan konsumen dan kegiatan pada cabang yang beroperasi secara lintas batas.
Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memastikan adanya dukungan terhadap proses pemberian izin dari kedua otoritas, terkait hadirnya kantor cabang maupun bank baru, yang dijalankan sesuai dengan prinsip yang telah disepakati.
"Kita berharap kerja sama ini bisa jadi dasar hubungan yang tidak hanya bersifat tekhnis, tapi juga dapat dikembangkan untuk saling bertukar pengalaman," ujar Muliaman.
Sementara itu, Wakil Ketua CBRC Zhou Mubing menuturkan Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang memberikan peluang bagi Tiongkok untuk mendorong hubungan bilateral bidang finansial. Selain itu, ia menambahkan hubungan kerja ini dihadirkan untuk bertukar isu-isu penting dan kiat-kiat manajemen krisis keuangan di kedua negara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Industri perbankan Tiongkok telah hadir di Indonesia, Bank Indonesia pun juga sudah ada di Sanghai, sehingga kolaborasi ini dilaksanakan dalam rangka pengawasan terkonsolidasi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Menara Merdeka, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan untuk mengefektifkan pengawasan kinerja kantor cabang atau anak usaha di luar negeri, kegiatan ini akan disertai dengan pertukaran informasi yang berguna bagi masing-masing otoritas maupun perusahaan induk untuk mengontrol terjaminnya perlindungan konsumen dan kegiatan pada cabang yang beroperasi secara lintas batas.
Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk memastikan adanya dukungan terhadap proses pemberian izin dari kedua otoritas, terkait hadirnya kantor cabang maupun bank baru, yang dijalankan sesuai dengan prinsip yang telah disepakati.
"Kita berharap kerja sama ini bisa jadi dasar hubungan yang tidak hanya bersifat tekhnis, tapi juga dapat dikembangkan untuk saling bertukar pengalaman," ujar Muliaman.
Sementara itu, Wakil Ketua CBRC Zhou Mubing menuturkan Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang memberikan peluang bagi Tiongkok untuk mendorong hubungan bilateral bidang finansial. Selain itu, ia menambahkan hubungan kerja ini dihadirkan untuk bertukar isu-isu penting dan kiat-kiat manajemen krisis keuangan di kedua negara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015