Mangupura (Antara Bali) - Banyak petani padi di Desa Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali mengeluhkan rendahnya harga gabah di kalangan petani yang hanya Rp3.800 perkilogram, padahal biaya tanam padi dari awal tanam, pemupukan, hingga masa panen cukup besar.

Made Suweni (51) seorang petani di Desa Abiansemal, Badung, Jumat, mengatakan, biaya tanam padi yang tinggi tidak sebanding dengan harga gabah yang beredar di pasaran, apalagi, saat harga-harga barang mengalami kenaikan akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Hampir semua jenis pupuk naik, saya memakai tiga macam pupuk yakni pupuk Urea, organik dan pelangi, semuanya mengalami kenaikan paling sedikit 10 persen," kata dia.

Ia mencontohkan, setahun yang lalu, pihaknya membeli pupuk jenis urea seharga Rp210 ribu per sak, namun saat ini harus mengeluarkan uang sebesar Rp225 ribu per sak. "Saya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp500 ribu untuk membeli dua pupuk jenis urea saja, belum lagi jenis pupuk lainnya, karena tidak cukup dengan satu jenis pupuk saja untuk mendapatkan hasil panen yang baik, harus menggunakan minimal dua macam pupuk," ujarnya.

Ia melanjutkan, dari awal masa tanam sampai masa panen mengeluarkan total uang di atas Rp4 juta, selain untuk biaya membeli pupuk, juga digunakan untuk biaya operasional dan biaya membeli bensin traktor miliknya. "Saya memakai traktor untuk menggemburkan sawah di awal masa tanam, pengeluaran ikut bertambah setelah harga bensin saat ini naik di kisaran harga Rp7.400 membuat beban produksi semakin besar," imbuhnya.

Made Suweni mengatakan, sawahnya seluas 13 are menghasilkan 1-1,5 ton gabah dalam kurun waktu masa tanam selama empat bulan. Dari hasil itu, ia tidak menjual ke pengepul maupun ke tempat penggilingan padi, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari. "Saya dan keluarga memakai sedikit demi sedikit untuk makan tiap hari, kadang kalau perlu banyak tinggal dibawa ke penggilingan padi, tetapi harus mengelurkan uang sebagai pengganti ongkos sewa," kata Made Suweni.

Made Suweni mengharapkan agar harga gabah segera naik, harga gabah sekarang menurutnya hanya akan membuat petani semakin sengsara ditengah naiknya harga kebutuhan pokok. "Jika harga gabah naik, misalnya Rp5.000 saja perkilogram, maka, petani seperti saya ini akan merasa sangat terbantu sekali," ujarnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015