Singaraja (Antara Bali) - Sebagian besar nelayan di Desa Pengastulan, Gerogak, Kabupaten Buleleng, Bali, membutuhkan kartu jaminan kesehatan, mengingat mereka belum mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah pusat maupun provinsi.

"Masyarakat di sini kebanyakan nelayan kurang mampu dan tidak memiliki uang yang cukup untuk berobat ke dokter maupun rumah sakit, kami berharap pemerintah memperhatikan masalah kesehatan kami di sini," kata Pujiono seorang nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Desa Pengastulan, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya selama ini hanya mengandalkan obat murah yang dibeli di warung karena tidak mampu membeli obat di apotek atau rumah sakit. "Di apotek obatnya mahal, diatas Rp 20 ribu, saya tidak punya uang jika disuruh membeli segitu," ujar dia.

Menurutnya, menjadi nelayan merupakan pekerjaan yang beresiko, karena siang malam bergelut dengan angin pantai dan cuaca yang kadang tak menentu.

"Di lautan luas angin terus berubah setiap saat, sangat mengganggu kesehatan seperti musim pancaroba sekarang ini, banyak teman-teman nelayan lain yang tak melaut karena sakit," katanya.

Pujiono mengatakan, penghasilan perbulan yang hanya Rp1 juta, hanya cukup untuk memenuhi biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya yang berjumlah tiga orang. "Sekarang harga serba mahal, beras, minyak, sayur, dan lainya, sudah bisa makan dan menyekolahkan anak saya sudah bersyukur sekali," katanya.

Wahyudi (46), seorang nelayan lain di desa setempat juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengatakan, selama ini belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, padahal ia dan keluarganya tergolong keluarga miskin.

"Teman-teman saya yang lain sudah mendapatkan JKBM dan sebagainya, tetapi saya belum sama sekali, saya berharap sekali diberikan bantuan yang sama untuk meringankan beban keluarga saya," kata dia.

Ia mengatakan, selain bekerja sebagai nelayan, kadang juga bekerja serabutan untuk menambah penghasilannya sehari-hari.

"Sebulan paling banyak dapat Rp1,5 juta saja, uang sebanyak itu habis untuk makan dan biaya cicil sepeda motor," katanya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015