Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan rencana pembangunan bandar udara baru di Kabupaten Buleleng dapat dibiayai oleh pemerintah pusat dan segera mendapatkan kepastian.

"Yang kami harapkan pembiayaannya dari pemerintah karena selama ini Bali sudah menghasilkan devisa yang besar bagi negara," kata Pastika, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada pihak swasta yang memastikan mau berinvestasi untuk pembangunan bandara di kabupaten paling utara Pulau Bali itu karena mereka masih melakukan perhitungan dengan matang.

"Minimal punya penumpang 10 juta per tahun selama 20 tahun, itu baru bisa BEP (break event point). Masalahnya, bisa nggak 10 juta penumpang," tanyanya.

Sedangkan jika pembangunan bandara di atas laut seperti yang diusulkan investor Kanada berbendera Airport Kinesis Canada, ujar Pastika, dibutuhkan investasi sekitar 30 triliun dolar AS. "Darimana duitnya, kecuali kalau mereka mau memberikan `charity` atau menyumbang untuk kita," ucapnya.

Di sisi lain, tambah Pastika, kalau pembangunan Bandara Buleleng dibiayai swasta, belum apa-apa sudah "dipalakin" di sana-sini. Termasuk juga ketika berbicara investor, sering diberikan pandangan negatif oleh masyarakat.

Pastika juga mengaku telah bertemu dengan Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN untuk mempercepat mendapatkan kepastian tentang rencana pembangunan bandara tersebut.

"Kementerian Perhubungan itu terkait dengan sisi teknis bandara, sedangkan BUMN dari sisi kewenanga pembiayaannya. Hanya saja sampai sekarang belum ada kepastian," katanya.

Mantan Kapolda Bali itu mengatakan bahwa daerahnya pantas untuk mendapatkan pembiayaan pembangunan bandara dari pusat karena Bali sudah mempunyai nama besar yang akhirnya menghasilkan devisa dalam jumlah besar.

"Bukan Bali egois, tetapi sudah punya nama dan membawa devisa. Kita punya kontribusi besar untuk negara atau republik ini," ujar Pastika. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015