Jakarta (Antara Bali) - Dr Thu Quach, seorang ahli epidemiologi dari
Universitas Stanford dan Institut Pencegahan Kanker California,
mengatakan, produk perawatan kuku mengandung racun dan bahan-bahan
berpotensi bahaya, yaitu toulena, formaldehida (formalin), dan dibutil phthalate yang dikenal sebagai toxic trio.
Dilansir The Daily Mail, Thu mengatakan, paparan terhadap bahan-bahan kimia itu bisa merusak sistem syaraf, hormon dan dikaitkan dengan penyakit degeneratif, di antaranya kanker dan gangguan kesuburan.
Toluena adalah pelarut yang biasa digunakan untuk menghasilkan hasil yang halus pada kuku dan menjaga pigmen -warna- terpisah di dalam botol. Namun bahan itu bisa mempengaruhi pusat sistem syaraf dan menyebabkan bahaya reproduksi. Bahan kimia itu biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam bensin.
Formaldehida, karsinogen yang terkenal, digunakan sebagai agen pengeras kuku dan disinfektan untuk alat-alat perawatan kuku. Paparan terhadap dibutil phthalate yang ditambahkan pada kuteks dapat menampilkan fleksibilitas dan dikaitkan pada masalah kesuburan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Dilansir The Daily Mail, Thu mengatakan, paparan terhadap bahan-bahan kimia itu bisa merusak sistem syaraf, hormon dan dikaitkan dengan penyakit degeneratif, di antaranya kanker dan gangguan kesuburan.
Toluena adalah pelarut yang biasa digunakan untuk menghasilkan hasil yang halus pada kuku dan menjaga pigmen -warna- terpisah di dalam botol. Namun bahan itu bisa mempengaruhi pusat sistem syaraf dan menyebabkan bahaya reproduksi. Bahan kimia itu biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam bensin.
Formaldehida, karsinogen yang terkenal, digunakan sebagai agen pengeras kuku dan disinfektan untuk alat-alat perawatan kuku. Paparan terhadap dibutil phthalate yang ditambahkan pada kuteks dapat menampilkan fleksibilitas dan dikaitkan pada masalah kesuburan.
Para pekerja salon kecantikan kuku membayar dengan harga sangat mahal dalam bentuk kesehatan mereka. Paparan
terhadap produk perawatan kuku dengan bahan kimia berbahaya dapat
menyebabkan sejumlah efek eksehatan, mulai dari iritasi kulit, cidera
mata, dan reaksi alergi.
Mereka juga mempunyai masalah berpikir dan ingatan, simptom syaraf, mual, masalah pernafasan, kanker, dan kontraksi otot yang tidak terkontrol sampai gangguan reproduksi dan proses perkembangan. Sejumlah riset, termasuk Institut Pencegahan Kanker Californi telah mendokumentasikan efek kesehatan akut pada para pekerja tersebut.
Gejala akut itu antara lain meliputi sakit kepala, masalah pernafasan, dan iritasi kulit, umumnya diasosiasikan dengan terlalu banyak paparan pada zat pelarut yang digunakan pada produk-produk tersebut. Penelitian juga menunjukan bahwa bekerja di salon berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi, termasuk kelahiran spontan, kelahiran prematur dan bayi yang lebih kecil juga termasuk komplikasi kehamilan.
Paparan dan efek kesehatan sudah cukup bagi badan pemerintahan, termasuk Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) untuk berinvestasi pada penelitian dan jangkauan ke salon-salon. Meski riset tidak selalu memberikan jawaban pasti terhadap hubungan antara paparan dari tempat bekerja dan masalah kesehatan, sulit mengabaikan pola dalam cerita itu. (WDY)
Mereka juga mempunyai masalah berpikir dan ingatan, simptom syaraf, mual, masalah pernafasan, kanker, dan kontraksi otot yang tidak terkontrol sampai gangguan reproduksi dan proses perkembangan. Sejumlah riset, termasuk Institut Pencegahan Kanker Californi telah mendokumentasikan efek kesehatan akut pada para pekerja tersebut.
Gejala akut itu antara lain meliputi sakit kepala, masalah pernafasan, dan iritasi kulit, umumnya diasosiasikan dengan terlalu banyak paparan pada zat pelarut yang digunakan pada produk-produk tersebut. Penelitian juga menunjukan bahwa bekerja di salon berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi, termasuk kelahiran spontan, kelahiran prematur dan bayi yang lebih kecil juga termasuk komplikasi kehamilan.
Paparan dan efek kesehatan sudah cukup bagi badan pemerintahan, termasuk Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) untuk berinvestasi pada penelitian dan jangkauan ke salon-salon. Meski riset tidak selalu memberikan jawaban pasti terhadap hubungan antara paparan dari tempat bekerja dan masalah kesehatan, sulit mengabaikan pola dalam cerita itu. (WDY)
Penerjemah: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015