Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 250 penggemar teknologi informasi dari Jepang dan sejumlah daerah di Indonesia ikut ambil bagian dalam seminar internasional "Indonesia Creative Open Source Software 2015" (ICrOSS) yang berlangsung di Denpasar, Bali.
Kegiatan internasional tersebut digelar Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali bekerja sama dengan Asosiasi Open Source Indonesia (Aosi), di kampus setempat, kata Humas Stikom Bali Rahman Sabon Nama di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, kegiatan yang berlangsung sehari penuh, Rabu (20/5) menampilkan empat pembicara ahli dalam bidang teknologi informasi terdiri atas Ketua Ikatan Konsultan Informasi Indonesia Teddy Sukardi, Prof. Budi Rahardjo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Gunawan Santoso dari IBM Indonesia dan Tony Seno Hartanto
dari Microsoft Indonesia.
Kegiatan di Stikom Bali kali ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah kegiatan serupa sebelumnhya berlangsung di Jakarta dan Surabaya. Seminar tersebut bertujuan untuk membuka pandangan masyarakat tentang "open source" (sumber terbuka) dan fungsi "software" dalam kehidupan sehari-hari.
"Open Source merupakan sebuah software yang dibuat oleh grup dan diletakkan di internet agar bisa dipakai di seluruh dunia," ujar ketua Aosi Ifik Arifin.
Ifik Arifin menjelaskan, "open source" adalah aplikasi yang mudah digunakan oleh pengguna "software" yang tidak perlu memiliki latar belakang khusus teknologi informasi
"Software merupakan Software legal, mudah digunakan, dan bisa dimodifikasi. Pemakaiannya secara gratis dan tentu saja aman digunakan," ujar Ifik Arifin.
Meskipun digunakan secara cuma-cuma kualitas "software" tidak diragukan, karena yang mahal juga belum tentu aman, ujarnya.
Dua "open source" yang kini ramai dibicarakan adalah sistem operasi "Linux" dan "Android".
Ketua STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan Ddidampingi Direktur Kerja Sama dan Pengembangan I Made Sarjana, SE, MM mengungkapkan apresiasi terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan swasta, pemerintah, maupun akademisi, yang berlangsung di kampus setempat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kegiatan internasional tersebut digelar Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali bekerja sama dengan Asosiasi Open Source Indonesia (Aosi), di kampus setempat, kata Humas Stikom Bali Rahman Sabon Nama di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, kegiatan yang berlangsung sehari penuh, Rabu (20/5) menampilkan empat pembicara ahli dalam bidang teknologi informasi terdiri atas Ketua Ikatan Konsultan Informasi Indonesia Teddy Sukardi, Prof. Budi Rahardjo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Gunawan Santoso dari IBM Indonesia dan Tony Seno Hartanto
dari Microsoft Indonesia.
Kegiatan di Stikom Bali kali ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah kegiatan serupa sebelumnhya berlangsung di Jakarta dan Surabaya. Seminar tersebut bertujuan untuk membuka pandangan masyarakat tentang "open source" (sumber terbuka) dan fungsi "software" dalam kehidupan sehari-hari.
"Open Source merupakan sebuah software yang dibuat oleh grup dan diletakkan di internet agar bisa dipakai di seluruh dunia," ujar ketua Aosi Ifik Arifin.
Ifik Arifin menjelaskan, "open source" adalah aplikasi yang mudah digunakan oleh pengguna "software" yang tidak perlu memiliki latar belakang khusus teknologi informasi
"Software merupakan Software legal, mudah digunakan, dan bisa dimodifikasi. Pemakaiannya secara gratis dan tentu saja aman digunakan," ujar Ifik Arifin.
Meskipun digunakan secara cuma-cuma kualitas "software" tidak diragukan, karena yang mahal juga belum tentu aman, ujarnya.
Dua "open source" yang kini ramai dibicarakan adalah sistem operasi "Linux" dan "Android".
Ketua STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan Ddidampingi Direktur Kerja Sama dan Pengembangan I Made Sarjana, SE, MM mengungkapkan apresiasi terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan swasta, pemerintah, maupun akademisi, yang berlangsung di kampus setempat. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015