Jakarta (Antara Bali) - Nuklir telah menyumbangkan manfaat yang
dirasakan dalam keseharian kita seperti bidang pertanian dan kesehatan,
kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof. Dr. Djarot
Sulistio Wisnubroto.
"Kami selalu bilang nuklir itu teknologi yang ada risiko, tapi kalau dikelola dengan baik akan bermanfaat," ujar Djarot dalam acara L'Oreal Girls in Science 2015 di BATAN Serpong Tangerang, Rabu malam.
Dalam hal pertanian, nuklir dapat membuat benih baru hasil mutasi genetik yang lebih unggul dan produktif. Salah satu contohnya adalah varietas padi "sidenuk" yang merupakan singkatan dari Si Dedikasi Nuklir.
Di bidang kesehatan, radioisotop dimanfaatkan untuk terapi kanker dan diagnostik organ dalam. "Diagnostik untuk menentukan posisi presisi penyakit biar tidak salah pas operasi," imbuh dia.
Pemanfaatan nuklir yang masih menjadi kontroversi di Indonesia saat ini adalah soal pembangkit listrik tenaga nuklir. Hingga kini, pemerintah tak kunjung memberi kepastian, lanjut Djarot. Menurut dia, Indonesia dapat mulai menghalau ketakutan masyarakat terhadap energi nuklir dengan cara membangun PLTN mini terlebih dahulu. Diharapkan masyarakat bisa mulai menerima keberadaan PLTN bila merasakan sendiri manfaatnya.
Dia menambahkan beberapa daerah yang berpotensi dijadikan tempat PLTN di antaranya adalah Bangka Belitung, Kalimantan Timur dan Batam. Selama ini, nuklir lebih identik dengan kejadian mengerikan seperti bom Nagasaki dan Hiroshima sehingga terbentuk anggapan negatif di masyarakat. "BATAN perlu lebih intensif sosialisasi apa itu nuklir dari sisi positif," ujar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami selalu bilang nuklir itu teknologi yang ada risiko, tapi kalau dikelola dengan baik akan bermanfaat," ujar Djarot dalam acara L'Oreal Girls in Science 2015 di BATAN Serpong Tangerang, Rabu malam.
Dalam hal pertanian, nuklir dapat membuat benih baru hasil mutasi genetik yang lebih unggul dan produktif. Salah satu contohnya adalah varietas padi "sidenuk" yang merupakan singkatan dari Si Dedikasi Nuklir.
Di bidang kesehatan, radioisotop dimanfaatkan untuk terapi kanker dan diagnostik organ dalam. "Diagnostik untuk menentukan posisi presisi penyakit biar tidak salah pas operasi," imbuh dia.
Pemanfaatan nuklir yang masih menjadi kontroversi di Indonesia saat ini adalah soal pembangkit listrik tenaga nuklir. Hingga kini, pemerintah tak kunjung memberi kepastian, lanjut Djarot. Menurut dia, Indonesia dapat mulai menghalau ketakutan masyarakat terhadap energi nuklir dengan cara membangun PLTN mini terlebih dahulu. Diharapkan masyarakat bisa mulai menerima keberadaan PLTN bila merasakan sendiri manfaatnya.
Dia menambahkan beberapa daerah yang berpotensi dijadikan tempat PLTN di antaranya adalah Bangka Belitung, Kalimantan Timur dan Batam. Selama ini, nuklir lebih identik dengan kejadian mengerikan seperti bom Nagasaki dan Hiroshima sehingga terbentuk anggapan negatif di masyarakat. "BATAN perlu lebih intensif sosialisasi apa itu nuklir dari sisi positif," ujar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015