Taipei (Antara Bali) - Mahasiswa asal Indonesia di Taiwan turut berpartisipasi dalam kegiatan "Exotic Cultural Festival" di kampus "National Kaohsiung University of Applied Science" pada 18-22 Mei 2015.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Iman Adipurnama di Taipei, Selasa, menyebutkan partisipasi mahasiswa Indonesia dalam kegiatan bertemakan "Friendship Has No Boundaries" tersebut di antaranya dengan menggelar kontes foto, peragaan busana tradisional, dan demo memasak.
"Tak ketinggalan kami juga menyuguhkan tari-tarian tradisional Bali yang mendapat sambutan luar biasa dari warga Kota Kaohsiung," ujar kandidat doktor dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taipei itu.
Seusai pertunjukan seni dan budaya, PPI menggelar seminar di kota yang berjarak sekitar 350 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu.
Dalam seminar tersebut terlontar keinginan para pelajar untuk dibentuknya atase pendidikan yang melekat di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei.
"Persoalan yang dibutuhkan oleh mahasiswa itu bukan hanya saat di Taiwan, melainkan dari sebelum berangkat pun harus diperhatikan betul-betul, termasuk bagaimana bisa lulus. Itu semua seharusnya ditangani atase pendidikan," kata Iman.
Kehadiran PPI dan KDEI di Kaohsiung tersebut sekaligus untuk menjaring aspirasi dari para mahasiswa di wilayah selatan Taiwan sekaligus mendiskusikan pemecahan permasalahannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata KDEI Taipei Agung Sepande bersedia membantu persoalan yang dihadapi para pelajar di Taiwan.
"Kami berkomitmen untuk membantu kegiatan-kegiatan PPI di Taiwan," kata Agung yang juga penanggung jawab bidang pendidikan di KDEI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Iman Adipurnama di Taipei, Selasa, menyebutkan partisipasi mahasiswa Indonesia dalam kegiatan bertemakan "Friendship Has No Boundaries" tersebut di antaranya dengan menggelar kontes foto, peragaan busana tradisional, dan demo memasak.
"Tak ketinggalan kami juga menyuguhkan tari-tarian tradisional Bali yang mendapat sambutan luar biasa dari warga Kota Kaohsiung," ujar kandidat doktor dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taipei itu.
Seusai pertunjukan seni dan budaya, PPI menggelar seminar di kota yang berjarak sekitar 350 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu.
Dalam seminar tersebut terlontar keinginan para pelajar untuk dibentuknya atase pendidikan yang melekat di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei.
"Persoalan yang dibutuhkan oleh mahasiswa itu bukan hanya saat di Taiwan, melainkan dari sebelum berangkat pun harus diperhatikan betul-betul, termasuk bagaimana bisa lulus. Itu semua seharusnya ditangani atase pendidikan," kata Iman.
Kehadiran PPI dan KDEI di Kaohsiung tersebut sekaligus untuk menjaring aspirasi dari para mahasiswa di wilayah selatan Taiwan sekaligus mendiskusikan pemecahan permasalahannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata KDEI Taipei Agung Sepande bersedia membantu persoalan yang dihadapi para pelajar di Taiwan.
"Kami berkomitmen untuk membantu kegiatan-kegiatan PPI di Taiwan," kata Agung yang juga penanggung jawab bidang pendidikan di KDEI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015