Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa Indonesia perlu mewaspadai penyebaran penyakit ebola yang menjangkiti sejumlah negara tropis di Afrika Barat.

"Ini menjadi perhatian karena berkembang di negara tropis. Indonesia juga negara tropis, ini perlu diwaspadai," katanya dalam keterangan persnya seusai pembukaan Konferensi Kedokteran Militer Dunia (ICMM) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Mantan Kepala Staf TNI AD itu menjelaskan bahwa hingga saat ini para ahli kesehatan di dunia belum menemukan obat dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut.

Dia menyebutkan bahwa jumlah korban tewas akibat penyakit yang membuat manusia kehilangan nyawa hanya dalam waktu beberapa hari itu terus bertambah hingga lebih dari 11.000 orang di dunia.

"Penyakit mematikan itu sampai sekarang belum ada obatnya. Dokter dan perawat bahkan meninggal dunia ada sekitar 400 orang di dunia," ucapnya.

Ryamizard mengatakan bahwa pada tahun 1976 wabah penyakit tersebut pernah dibahas oleh kalangan internasional, namun dinilai belum optimal.

"Jadi sebagai Ketua ICMM (Komite Internasional Kedokteran Militer) baru, ini (ebola) diminta untuk dibahas dan saya harap ada hasilnya untuk kesejahteraan manusia," katanya.

Menteri Pertahanan lebih lanjut menjelaskan bahwa penyakit mematikan itu merupakan salah satu bentuk ancaman nyata yang dihadapi dunia saat ini disamping bencana alam lain, terorisme, pemberontakan dan gerakan sparatis dan narkoba.

Sedangkan ancaman tidak nyata meliputi perang besar namun ia yakin untuk di kawasan ASEAN, peperangan tidak akan terjadi karena negara-negara anggota telah sepakat untuk menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara dialog.

Wabah penyakit ebola memang menjadi salah satu topik bahasan dalam simposium pada Konferensi Kedokteran Militer Dunia (ICMM) ke-41 yang dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015