Denpasar (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat realisasi perdagangan dan perolehan devisa nonmigas dari anyaman buatan perajin menembus angka 1,2 juta dolar AS selama Maret 2015 bertambah 23,66 persen dari bulan sebelumnya hanya 983 ribu dolar.

"Mudah-mudahan krisis ekonomi global cepat surut sehingga perdagangan komoditas nonmigas Bali tetap lancar ke luar negeri, sehingga pengrajin tetap cerah untuk berproduksi melayani pesanan dalam dan luar negeri," kata Sang Ayu Ratih, pedagang anyaman di Denpasar Jumat.

Ia mengakui, kondisi pasar anyaman memang berfluktuasi, tetapi pengusaha kecil ini tidak peduli, karena tetap berproduksi memenuhi permintaan pasar lokal, antarpulau termasuk ekspor dengan menyasar konsumen mancanegara terutama berasal dari Amerika Serikat, Jepang dan Eropa.

Pengrajin anyaman mulai bergairah dalam mengisi pasar ekspor mengalami kenaikan belakangan ini, tetapi permintaan pasar lokal tetap ramai karena anyaman diperlukan masyarakat setiap saat untuk sarana upacara adat, begitu pula wisatawan Nusantara tertarik dengan anyaman butan Bali.

Ia yang memiliki puluhan tenaga terampil di bidang anyam-menganyam bambu ini mengaku jumlah perajin yang memusatkan perhatian untuk membuat produk ekspor relatif sedikit, jika dibandingkan dengan pesanan lokal, karena di Bali tidak absen dengan kegiatan adat dan keagamaan.

Pengusaha eksportir dan pengrajin tetap gencar menciptakan aneka barang dengan desain (rancangan) yang lebih inovatif, sehingga muncul produk lain yang disenangi konsumen dalam dan luar negeri untuk memperbanyak ekspor.

Bagaimana pun komoditas anyaman berupa perabotan rumah tangga tetap diperlukan baik di dalam maupun ke luar negeri, maka pangsa pasar di mancanegara harus tetap dibina, agar arus matadagangan ke luar negeri lancar. Anyaman hasil produksi daerah lain juga dipasarkan ke luar negeri lewat Bali. "Bagi pengusaha kerajinan anyaman produk ekspor, kini mengalami pangsa pasar yang membaik terbukti semakin banyak datang permintaan dari rekan bisnisnya di luar negeri, mudah-mudahan kondisi ini tetap stabil," kata Ayu Ratih.

BPS Bali mencatat bahwa realisasi perdagangan hasil kerajinan berupa aneka barang anyaman Pulau Dewata yang memasuki pasar ekspor semakin membaik bahkan masuk dalam komoditi utama bersama pakaian, kerajinan berbahan baku kayu, perhiasan, udang dan ikan dalam kemasan kaleng.

Pembeli terbanyak hasil kerajinan aneka anyaman buatan masyarakat Pulau Dewata adalah Jepang sekitar 17,64 persen, menyusul Amerika Serikat, 15,40 persen dan Spanyol dan Perancis masing-masing diatas sebelas persen dan sisanya ke negara di kawasan Asia Pasifik dan Eropa lainnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015