Tokyo (Antara Bali) - Angkatan Laut Amerika Serikat mengumpulkan komandan pasukan amfibi negara Asia-Pasifik sebagai langkah bagi gerakan terpadu, kata keterangan sejumlah pejabat dan dokumen perencanaan, yang diperoleh Reuters.
Namun demikian, Amerika Serikat dikabarkan tidak melibatkan Tiongkok dalam upaya tersebut.
Konferensi itu dimulai pada Senin mendatang di Hawaii dan akan dihadiri pejabat 23 negara. Sebagian besar negara itu berasal dari Asia, termasuk yang terlibat dalam sengketa wilayah dengan Tiongkok, seperti, Jepang, Filipina, dan Vietnam.
Naskah perencanaan, yang disiapkan konsultan militer Amerika Serikat, menegaskan bahwa Tiongkok "tidak akan diundang" karena "pesaing" Amerika Serikat dan beberapa negara, yang menghadiri pertemuan itu.
Saat dimintai kepastian mengenai Beijing tidak diundang, juru bicara Angkatan Laut mengatakan bahwa hukum di Amerika Serikat melarang kerja sama militer langsung dengan Tiongkok dalam sebuah konferensi.
Sejumlah pejabat kementerian pertahanan Amerika Serikat menambahkan bahwa pengabaian Tiongkok adalah hal biasa dalam acara pelatihan yang digelar oleh Washington.
Saat menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan bahwa setiap negara mempunyai hak untuk mengundang ataupun tidak mengundang sebuah negara dalam acara tertentu, selama kebijakan itu ditujukan untuk perdamaian dan kestabilan regional.
Tujuan utama dari konferensi di Hawaii adalah untuk membentuk latihan bersama pasukan amfibi. Menurut keterangan brigadir Richard Spencer, wakil komandan Angkatan Laut Inggris, acara tersebut akan sukses jika terbentuk pasukan laut bersama yang bertugas untuk mengirim bantuan pada masa bencana.
Sementara itu, wakil kepala lembaga CSIS di Washington, Michael Green, mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan "kekuatan penyatu" bagi pasukan amfibi di Asia yang diperkirakan akan menarik perhatian sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
"Pasukan bersama itu akan sangat berguna dalam masa-masa bencana dan juga mengatasi ancaman keamanan dari sengketa wilayah laut," kata Green.
Sebagaimana diketahui, sejumlah negara di Asia memang tengah bersengketa dengan Tiongkok terkait kepemilikan wilayah maritim seperti Laut Tiongkok Selatan dan Timur.
Di Laut Tiongkok Selatan, Beijing bersengketa dengan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Beijing juga bersengketa dengan Jepang di Laut Tiongkok Timur.
Di sisi lain, Amerika Serikat mempunyai pasukan amfibi terbesar di Asia dengan 80.000 personil angkatan laut. Sebagian besar tentara tersebut kini ditempatkan di pulau Okinawa dekat dengan Laut Tiongkok Timur.
Satu-satunya kekuatan di Asia yang bisa menandingi Amerika Serikat tersebut adalah Tiongkok yang mempunyai sekitar 12.000 tentara angkatan laut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Namun demikian, Amerika Serikat dikabarkan tidak melibatkan Tiongkok dalam upaya tersebut.
Konferensi itu dimulai pada Senin mendatang di Hawaii dan akan dihadiri pejabat 23 negara. Sebagian besar negara itu berasal dari Asia, termasuk yang terlibat dalam sengketa wilayah dengan Tiongkok, seperti, Jepang, Filipina, dan Vietnam.
Naskah perencanaan, yang disiapkan konsultan militer Amerika Serikat, menegaskan bahwa Tiongkok "tidak akan diundang" karena "pesaing" Amerika Serikat dan beberapa negara, yang menghadiri pertemuan itu.
Saat dimintai kepastian mengenai Beijing tidak diundang, juru bicara Angkatan Laut mengatakan bahwa hukum di Amerika Serikat melarang kerja sama militer langsung dengan Tiongkok dalam sebuah konferensi.
Sejumlah pejabat kementerian pertahanan Amerika Serikat menambahkan bahwa pengabaian Tiongkok adalah hal biasa dalam acara pelatihan yang digelar oleh Washington.
Saat menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan bahwa setiap negara mempunyai hak untuk mengundang ataupun tidak mengundang sebuah negara dalam acara tertentu, selama kebijakan itu ditujukan untuk perdamaian dan kestabilan regional.
Tujuan utama dari konferensi di Hawaii adalah untuk membentuk latihan bersama pasukan amfibi. Menurut keterangan brigadir Richard Spencer, wakil komandan Angkatan Laut Inggris, acara tersebut akan sukses jika terbentuk pasukan laut bersama yang bertugas untuk mengirim bantuan pada masa bencana.
Sementara itu, wakil kepala lembaga CSIS di Washington, Michael Green, mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan "kekuatan penyatu" bagi pasukan amfibi di Asia yang diperkirakan akan menarik perhatian sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
"Pasukan bersama itu akan sangat berguna dalam masa-masa bencana dan juga mengatasi ancaman keamanan dari sengketa wilayah laut," kata Green.
Sebagaimana diketahui, sejumlah negara di Asia memang tengah bersengketa dengan Tiongkok terkait kepemilikan wilayah maritim seperti Laut Tiongkok Selatan dan Timur.
Di Laut Tiongkok Selatan, Beijing bersengketa dengan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Beijing juga bersengketa dengan Jepang di Laut Tiongkok Timur.
Di sisi lain, Amerika Serikat mempunyai pasukan amfibi terbesar di Asia dengan 80.000 personil angkatan laut. Sebagian besar tentara tersebut kini ditempatkan di pulau Okinawa dekat dengan Laut Tiongkok Timur.
Satu-satunya kekuatan di Asia yang bisa menandingi Amerika Serikat tersebut adalah Tiongkok yang mempunyai sekitar 12.000 tentara angkatan laut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015