Denpasar (Antara Bali) - Hasil tangkapan ikan kelompok nelayan mina Sari Asih, Sanur, Denpasar Bali, cukup stabil, mengingat pengaruh cuaca dan gelombang laut yang mendukung untuk melakukan rutinitas tersebut.

"Hasil tangkapan kelompok nelayan saat ini masih cukup stabil, dimana setiap satu kali melaut mampu menangkap ikan tujuh sampai 10 kilogram," kata ketua Kelompok Nelayan mina Sari Asih, Ketut Sukarja, di Denpasar, Minggu.

Ia mengakui untuk pendapatan nelayan setempat setiap satu kali melaut terkadang tidak berimbang karena harga ikan yang tidak menentu.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan adanya upaya dan dukungan dari pemerintah dalam menjamin kestabilan harga ikan di pasaran dengan melakukan sistem jemput bola untuk hasil tangkapan nelayan saat dijual ke pasar atau pengepul.

Selain itu, saat terjadinya peralihan musim air laut dari panas ke dingin, hasil tangkapan ikan nelayan juga mengalami pasang surut sehingga penghasilan juga menurun drastis.

"Akibatnya nelayan merugi karena hasil penjualan ikannya tidak dapat menutupi biaya operasional saat melaut," ujarnya.

Ketut Sukarja mengakui setiap satu kali melaut menghabiskan biaya operasional untuk membeli bahan bakar solar, es batu untuk mendinginkan ikan dan kebutuhan makanan saat memancing sebesar Rp450 ribu.

"Namun, saat ini perbandingan hasil tangkapan ikan dan biaya operasional cukup berimbang," katanya.

Oleh sebab itu, ia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk nelayan agar adanya subsidi bahan bakar khusus untuk nelayan setempat.

Ia mengakui untuk memperoleh tangkapan ikan secara maksimal, nelayan setempat harus melaut lebih ke dalam lagi dekat dengan perairan laut Nusa Penida.

"Agar hasil tangkapan lebih optimal, kami sering menangkap ikan lebih ke tengah laut agar dapat menutupi biaya operasional," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015