Denpasar(Antara Bali) - Ratusan siswa sekolah dasar ikut serta dalam lomba lukis serangkaian memperingati Hari Bumi, di kawasan Jimbaran Kabupaten Badung, Bali.

Menurut seorang juri, Anak Agung Gede Ngurah Tirtayasa, terdapat beberapa kriteria penilaian dalam lomba lukis tersebut, yakni kesesuaian lukisan dengan tema, kreativitas dan teknik, estetika, serta kebersihan dan kerapian karya.

"Juga ada kriteria kesehatan, yakni tidak boleh menggunakan cat pilox (cat semprot) untuk finishing," ujarnya.

Sementara juri lainnya, Toni Masdiono mengatakan lomba lukis ini mengangkat tema "Mimpiku untuk Jimbaran".

"Lomba mengangkat mimpi anak-anak di Jimbaran tentang kawasan. Kalau saya, penilaiannya lebih kepada kreativitas dan ide sang anak. Dari pantauan saya, beberapa lukisan anak terlihat cukup menarik, ada beberapa anak yang berhasil menggambarkan apa yang dia impikan tentang kawasan Jimbaran, karena mereka tinggal di sini," kata Toni.

Dalam lomba ini, banyak lukisan anak menyoroti maraknya aktivitas pembalakan atau penebangan pohon yang berdampak pada perubahan iklim bumi.

Lomba tersebut diikuti seratus lebih siswa sekolah dasar dari beberapa sekolah di kawasan Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali.

Dalam lomba lukis tersebut, peserta lomba dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori A yakni anak kelas satu hingga kelas tiga SD, dan kategori B yakni anak kelas empat hingga kelas enam SD.

Dalam lomba lukis ini, setiap peserta masing-masing diberi waktu selama dua jam guna menyelesaikan lukisannya. Tema dalam lomba ini adalah "Mimpiku untuk Jimbaran", dalam rangka menyambut hari Bumi.

Dalam karyanya, para peserta lomba melukis berbagai bentuk lukisan terkait alam dan lingkungan. Tak sedikit siswa SD yang melukiskan maraknya aktivitas penebangan pohon yang berdampak pada perubahan iklim bumi.

"Lukisan saya ini tentang banyaknya pohon besar yang ditebang, kemudian anak-anak tanam pohon kembali supaya tidak banjir," ujar Kirana, seorang peserta lomba lukis.

Seorang pelukis Diella mengaku judul lukisannya adalah gerakan menanam sejuta pohon, karena banyak pohon besar ditebang sama orang-orang, sehingga bumi makin panas.

Penyelenggara kegiatan melukis, Putu Agung Prianta mengatakan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk mengingatkan anak-anak mengenai kondisi bumi saat ini dan ke depannya.

"Merayakan hari Bumi 22 April, dalam dua minggu terakhir kami mengadakan acara menanam pohon bersama di 12 sekolah dasar. Puncaknya adalah lomba menggambar ini. Tujuannya adalah lebih ke seni dengan tema Hari Bumi," katanya.

Agung Prianta lebih lanjut mengatakan mimpi Jimbaran ini adalah Jimbaran yang dulunya terkenal kering, dengan adanya kepedulian semua pihak, akan menjadi Jimbaran yang hijau.

"Jadi kegiatan ini adalah puncak dari hari bumi, memadukan konsep 'green' dengan seni. Mimpi kita Jimbaran ke depan akan semakin hijau, menjadi green and creatif village," ujarnya.

Lomba lukis bagi siswa sekolah dasar ini, kata Agung Prianta, juga sekaligus sebagai proses belajar bagi para anak-anak sekolah agar lebih peduli pada lingkungan dan bumi.

"Lewat lomba, kita juga ingin mempelajari, apa yang kira-kira ada di pikiran mereka terhadap Desa Jimbaran ke depannya, akan seperti apa nantinya Jimbaran di pikiran mereka? Ini juga untuk mengingatkan anak-anak Jimbaran, sehingga mereka nanti juga bisa mengingatkan orang tuanya nanti, agar senantiasa menjaga lingkungan, menjaga Jimbaran agar tetap hijau dan semakin hijau ke depannya," ucapnya.

Lomba dihadiri beberapa undangan, yakni Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Badung, Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Camat Kuta Selatan, Kepala UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kuta Selatan, Perwakilan BPTH, Perwakilan Kebun Raya Bedugul, Lurah Jimbaran, Danramil, Kapolsek Kuta Selatan,  Bendesa Adat, Ketua Forum Kaling, dan Ketua LPM Kelurahan Jimbaran.(I020)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015