Mataram (Antara Bali) - Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Barat menemukan sejumlah salinan kunci jawaban soal ujian nasional (UN) tahun 2015 dalam bentuk selebaran kertas kecil.
Ketua Ombudsman NTB Adhar Hakim di Mataram, Rabu, mengatakan bahwa temuan tersebut didapat setelah pihaknya ikut memantau pelaksanaan UN 2015 di sejumlah sekolah menengah atas (SMA) Mataram.
"Terhitung sejak hari pertama pelaksanaan ujian di beberapa sekolah, kami menemukan bukti sejumlah kunci jawaban ujian dalam bentuk selebaran yang sengaja dibuang oleh para siswa," kata Adhar.
Selebaran kunci jawaban ujian itu dibuang di dalam tong sampah dekat dengan ruang ujian para siswa. Selain itu, ada juga kunci jawaban yang ditemukan dari dalam kamar mandi. "Setelah kami perhatikan, modusnya hampir sama, selesai mengerjakan ujian, siswa kemudian keluar ruangan dengan membawa selebaran yang langsung dibuang ke dalam tong sampah atau kamar mandi," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, selang beberapa menit selebaran yang diduga kunci jawaban ujian itu dipungut oleh siswa lain dan dibawa masuk ke dalam ruang ujian. Dikatakannya bahwa hal tersebut dilakukan sejumlah siswa tanpa sepengetahuan tim pengawas ujian. "Jadi seperti ada kelonggaran dalam hal pengawasannya, ini memberikan kesempatan bagi para peserta ujian," katanya.
Terkait hal itu, Ombudsman NTB tidak mempermasalahkan mengenai selebaran kunci jawaban ujian yang beredar itu benar atau salah. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah peran pemerintah, khususnya unsur pendidik dalam mendidik anak sekolah masih dianggap gagal. "Jadi kita masih dalam kategori gagal dalam membangun pola pikir terhadap anak didik. Sifat kepercayaan diri dan kejujuran tidak dapat ditumbuhkan kepada setiap anak, sehingga lebih mempercayai kunci jawaban yang belum jelas sumber dan kebenarannya," ucap Adhar.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Ketua Ombudsman NTB Adhar Hakim di Mataram, Rabu, mengatakan bahwa temuan tersebut didapat setelah pihaknya ikut memantau pelaksanaan UN 2015 di sejumlah sekolah menengah atas (SMA) Mataram.
"Terhitung sejak hari pertama pelaksanaan ujian di beberapa sekolah, kami menemukan bukti sejumlah kunci jawaban ujian dalam bentuk selebaran yang sengaja dibuang oleh para siswa," kata Adhar.
Selebaran kunci jawaban ujian itu dibuang di dalam tong sampah dekat dengan ruang ujian para siswa. Selain itu, ada juga kunci jawaban yang ditemukan dari dalam kamar mandi. "Setelah kami perhatikan, modusnya hampir sama, selesai mengerjakan ujian, siswa kemudian keluar ruangan dengan membawa selebaran yang langsung dibuang ke dalam tong sampah atau kamar mandi," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, selang beberapa menit selebaran yang diduga kunci jawaban ujian itu dipungut oleh siswa lain dan dibawa masuk ke dalam ruang ujian. Dikatakannya bahwa hal tersebut dilakukan sejumlah siswa tanpa sepengetahuan tim pengawas ujian. "Jadi seperti ada kelonggaran dalam hal pengawasannya, ini memberikan kesempatan bagi para peserta ujian," katanya.
Terkait hal itu, Ombudsman NTB tidak mempermasalahkan mengenai selebaran kunci jawaban ujian yang beredar itu benar atau salah. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah peran pemerintah, khususnya unsur pendidik dalam mendidik anak sekolah masih dianggap gagal. "Jadi kita masih dalam kategori gagal dalam membangun pola pikir terhadap anak didik. Sifat kepercayaan diri dan kejujuran tidak dapat ditumbuhkan kepada setiap anak, sehingga lebih mempercayai kunci jawaban yang belum jelas sumber dan kebenarannya," ucap Adhar.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015