Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong para kasir yang bertugas di pusat perbelanjaan untuk ikut mengencarkan gerakan nasional non-tunai yang salah satunya untuk menghindari penggunaan uang palsu.

"Kami mohon untuk ikut membantu program gerakan nasional non-tunai berjalan dengan baik. Ketika pengunjung akan membayar minta dulu penggunaan uang elektronik," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, para kasir diharapkan menyarankan pembayaran melalui elektonik seperti debit atau kartu kredit termasuk penggunaan uang elektronik yang kini telah diterbitkan oleh empat bank pemerintah.

Uang elektronik yang diterbitkan oleh bank plat merah itu di antaranya BNI, Mandiri, BRI dan satu bank swasta yakni BCA.

Dewi menjelaskan bahwa selama tahun 2014, pihaknya menemukan sedikitnya 4.361 lembar uang palsu.

Sedangkan periode Januari-Maret 2015, bank sentral itu menemukan 1.400 lembar uang palsu yang sebagian besar dalam pecahan 50.000 dan 100.000.

"Uang palsu saat ini sulit dibedakan, persis mendekati aslinya seperti benang dan tintanya jika tidak menggunakan alat yang membuat palsu itu terlihat kentara," katanya.

Selain menghindari uang palsu, gerakan non-tunai tersebut juga menciptakan transaksi yang lebih efektif dan efisien serta menghindari aksi kriminalitas seperti perampokan.

BI dalam waktu dekat akan meluncurkan program "one day no cash" yang rencananya digelar pada 23 April 2015 di pusat perbelanjaan Tiara Dewata di Denpasar sebagai langkah awal penggunaan transaksi non-tunai.

"Kami dorong pusat perbelanjaan menggunakan transaksi non-tunai. Bank sudah menyiapkan `EDC`," ucap Dewi. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015