Mangupura (Antara Bali) - Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XXIII dan Festival Seni Budaya Islami Kabupaten Badung, Bali berlangsung di Wantilan pusat pemerintahan (Puspem) Mangupura yang dibuka Sekwilda setempat Kompyang R. Swandika, Minggu.

Bupati Badung Anak Agung Gde Agung dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekwilda setempat Kompyang R. Swandika memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan STQ dan Festival seni budaya yang bernuansa Islami.

Kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian dan membantu program Pemerintah bidang pemahaman pendidikan agama dan keagamaan khususnya di wilayah Kabupaten Badung.

Seleksi Tilawatil Quran adalah forum silaturahmi antar-kaum maslimin dari berbagai golongan dan wilayah di daerah ini.

Semua itu memiliki tujuan yang sama untuk mengikuti kegiatan yang telah merupakan budaya kalangan masyarakat muslim. Pelaksanaan STQ tidak dapat dipisahkan dari upaya menumbuhkan kecintaan umat kepada Al-Quran, melalui kegiatan yang memadukan seni, ilmu dan agama.

Bupati Gde Agung mengingatkan, dengan seni hidup menjadi syahdu, dengan ilmu hidup menjadi enak, dan dengan agama hidup menjadi bermakna. Ketiganya harus terwujud dalam diri seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

Malalui kegiatan tersebut akan diperoleh kemampuan untuk lebih memahami makna dan isi al-Qur'an sekaligus akan mengetahui cara mengamalkannya.

"Namun saya melihat masih ada berbagai permasalahan mendasar yang menuntut perhatian khusus dalam pembangunan masyarakat ke depan, di antaranya masih lemahnya karakter bangsa," ujarnya.

Hal itu ditandai dengan maraknya kekerasan dimana-mana, pelecehan seksual, narkoba, pembegalan maupun korupsi. Kenyataan ini memberikan isyarat bahwa masih belum banyak orang yang mengamalkan al-Quran dan masih banyak nilai-nilai luhur al-Qur'an yang harus digali.

Oleh karena itu, STQ harus mampu mendorong seseorang untuk mampu menampilkan kandungan dan isial-Qur'an dalam sikap dan prilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian pula dengan penyelenggaraan Festival Seni Budaya Islami yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Seni Qasidah Indonesia (DPD-LASQI) Kabupaten Badung.

Pencitraan

Bupati Gde Agung mengingatkan, LASQI merupakan wadah seni bagi umat muslim yang bukan hanya memberikan nilai seni, namun memberikan pencitraan sinar agama Islam, sehingga yang melantunkan dan yang mendengarkan akan mendapat pahala.

"Tanpaseni hidup terasa hambar, seni merupakan sesuatu kreasi perasaaan yang mencerminkan jiwa seseorang terhadap hubungan sosialnya dengan sesama maupun hubungannya kepada Allah SWT dan Lasqi juga menampilkan corak khas muslim yang bertujuan agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam," ujarnya.

Forum tersebut dinilai sangat strategis, karena melalui festival seni budaya Islam, persatuan dan kesatuan dapat lebih dieratkan, disamping juga dapat meningkatkan apresiasi terhadap ekspresi seni budaya yang Islami.

Seni budaya Islam pada dasarnya sudah berkembang seiring dengan masuknya agama Islam ke AsiaTenggara. Pada waktu itu para Muballigh banyak memanfaatkan seni budaya sebagai salah satu media dakwah, dan hasilnya Islam berhasil menerobos batas-batas geografis dan lapisan-lapisan kultural di wilayah Asia Tenggara dengan

penuhkedamaian.

Dengan adanya festival seni budaya Islami tingkat Kabupaten Badung diharapkan mampu menyadari, bahwa seni budaya Islam memiliki arti strategis sebagai bagian dari pembinaan umat Islam.

Oleh karena itu harus terus dikembangkan dan seniman muslim perlu lebih banyak berdialog, bertukar kreativitas untuk terus mengembangkan berbagai jenis seni budaya yang bernafaskan Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman, namun tetap berpegang pada nilai-nilai ajaran Islam.

Berpijak dari kenyataan ini, maka seni budaya yang bernafaskan Islam dipandang tepat sebagai sarana untuk membendung kemerosotan akhlak umat. Melalui Festival Seni Budaya Islam seperti yang dilaksanakan sekarang ini dengan lantunan syair dan lagureligius yang edukatif memotivasi para remaja sebagai generasi penerus bangsa.

Semua itu merupakan alat paling praktis dan persuasif guna membendung limbah informasi yang merusak moral untuk memberikan manfaat bagi segenap lapisan umat, ujarnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015