Denpasar (Antara Bali) - Organisasi masyarakat Bali yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tolak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melakukan orasi saat hari bebas berkendaraan di depan Monumen Bajra Sandhi Denpasar, Minggu.

"Kami secara tegas menolak kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Jokowi-JK," kata Humas Aliansi Rakyat Tolak Kenaikan Harga BBM, Retno Dewi.

Pihaknya juga menuntut pemerintah agar segera mencabut Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM No.2486/MEM/2015.

Dalam aksi tersebut pihaknya juga mengajak masyarakat untuk ikut menolak kebijakan harga BBM dengan berbagai cara penolakan.
"Di era pemerintahan Jokowi-JK ini untuk kebijakan sektor BBM sudah pernah menaikan harga BBM yang berimbas dengan naiknya harga-harga barang lainnya. Meski harga BBM pernah mengalami penurunan, tetapi tidak diikuti oleh penurunan harga barang," ujarnya.

Menurut dia, kenaikan harga BBM saat ini akan diikuti oleh kenaikan harga gas elpiji sehingga akan semakin mencekik rakyat kecil.

Kenaikan gas elpiji itu nantinya akan berimbas pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah khsususnya para buruh dan tani karena akan berimbas melambungnya harga kebutuhan pokok lainnya. "Dan sisi lain kesejahteraan ekonomi masyarakat semakin lama semakin terpuruk," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) senilai Rp500 per liter yang resmi diberlakukan pemerintah pada Sabtu (28/3) karena nilai rupiah melemah dibanding dolar Amerika Serikat (AS). (WDY)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015