Bangkalan (Antara Bali) - Dokter ahli onkologi asal Tiongkok memperkenalkan pengobatan penyakit kanker dengan cara terapi, dalam seminar bertajuk "Penyakit Kanker dan Pengobatannya" di Gedung Rato Ebhu Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Sabtu.
"Pada umumnya penanganan penyakit kanker harus ditempuh dengan jalan oprasi. Namun lain halnya, dengan cara pengobatan tim dokter di Rumah Sakit Guangzhou Tiongkok," kata Prof dr. Li Xiozhi yang menjadi pembicara dalam seminar itu.
Di rumah sakit itu, katanya, pengobatan penyakit kanker tidak dilakukan dengan cara operasi, akan tetapi melalui terapi.
Sistem pengobatan jenis itu, terang dia, dengan memasukkan jarum eryosurgery (membuang jaringan) ke pusat tumor, kemudian diinjeksi dengan gas argon dengan siklus suhu dingin 160 derajat.
Setelah beku dan menjadi gumpalan es, selanjutnya diinjeksi dengan gas helium dengan suhu antara 20 hingga 40 derajat.
"Nah di situ, gumpalan tumor akan keluar dalam bentuk cairan, karena setelah beku menjadi es, kita panaskan hingga mencair," katanya.
Jadi, para penderita kanker, tidak perlu khawatir, sebab Rumah Sakit Tumor Modern Guangzhou China, secara khusus melakukan penganan dan pengobatan penyakit mematikan itu.
Lebih dari itu, Li Xiozhi, di hadapan peserta menyatakan, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sehingga, pola hidup sehat adalah kunci mencegah kanker.
Yang juga perlu diperhatikan, penderita kanker hati dan usus, yakni dengan cara menghindari makanan yang berprotein lebih.
"Orang sehat butuh protein, namun penderita kanker hindari protein tinggi," ucapnya.
Li Xiozhi mengatakan, masyarakat Indonesia yang khas dengan menu makanan gorengan, harus dapat menghindari hal tersebut. Selain itu makanan asinan, baik itu sayur yang diasinkan dan ikan asin, harus dikurangi karena jenis makanan tersebut memicu kanker.
"Selain makanan, dalam kehidupan modern ini, yang juga perlu dihindari adalah polusi udara. Dan usahakan, makan mamakan organik, agar umur kita panjang dan mencegah obesitas," pintanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pada umumnya penanganan penyakit kanker harus ditempuh dengan jalan oprasi. Namun lain halnya, dengan cara pengobatan tim dokter di Rumah Sakit Guangzhou Tiongkok," kata Prof dr. Li Xiozhi yang menjadi pembicara dalam seminar itu.
Di rumah sakit itu, katanya, pengobatan penyakit kanker tidak dilakukan dengan cara operasi, akan tetapi melalui terapi.
Sistem pengobatan jenis itu, terang dia, dengan memasukkan jarum eryosurgery (membuang jaringan) ke pusat tumor, kemudian diinjeksi dengan gas argon dengan siklus suhu dingin 160 derajat.
Setelah beku dan menjadi gumpalan es, selanjutnya diinjeksi dengan gas helium dengan suhu antara 20 hingga 40 derajat.
"Nah di situ, gumpalan tumor akan keluar dalam bentuk cairan, karena setelah beku menjadi es, kita panaskan hingga mencair," katanya.
Jadi, para penderita kanker, tidak perlu khawatir, sebab Rumah Sakit Tumor Modern Guangzhou China, secara khusus melakukan penganan dan pengobatan penyakit mematikan itu.
Lebih dari itu, Li Xiozhi, di hadapan peserta menyatakan, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sehingga, pola hidup sehat adalah kunci mencegah kanker.
Yang juga perlu diperhatikan, penderita kanker hati dan usus, yakni dengan cara menghindari makanan yang berprotein lebih.
"Orang sehat butuh protein, namun penderita kanker hindari protein tinggi," ucapnya.
Li Xiozhi mengatakan, masyarakat Indonesia yang khas dengan menu makanan gorengan, harus dapat menghindari hal tersebut. Selain itu makanan asinan, baik itu sayur yang diasinkan dan ikan asin, harus dikurangi karena jenis makanan tersebut memicu kanker.
"Selain makanan, dalam kehidupan modern ini, yang juga perlu dihindari adalah polusi udara. Dan usahakan, makan mamakan organik, agar umur kita panjang dan mencegah obesitas," pintanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015