Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah perlu memberikan pendampingan kepada para nelayan tradisional dalam menggunakan alat tangkap sekaligus memberikan pembekalan teori menangkap ikan yang baik, dalam upaya mengoptimalkan hasil tangkapan nelayan.
"Dengan adanya pendampingan tersebut nelayan dapat memahami bagaimana memanfaatkan bantuan dari pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat pesisir itu," kata Akademisi Perikanan dan Kelautan Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar I Gede Sudiarta, di Denpasar, Senin.
Ia mencontohkan beberapa tahun lalu pemerintah memberikan bantuan kapal yang dilengkapi dengan alat tangkapnya dalam ukuran besar. Namun, saat ini tidak kembali digunakan (mangkrak) karena tidak ada pendampingan.
Hal tersebut dikarenakan tingkah laku (behavior) para nelayan yang membiasakan melaut dari sore hingga pagi dengan menggunakan kapal besar yang kemudian ditinggalkan begitu saja.
"Kebiasaan tersebut tidak begitu saja mudah diubah dalam waktu cepat dengan memberikan sebuah alat yang hanya dioperasikan dalam kurun waktu dua hingga tiga hari," ujarnya.
Oleh karena itu, perlu adanya penampingan kepada masyarakat pesisir bahwa harus ada perubahan lebih baik lagi untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Ia menambahkan untuk bantuan kapal besar sangat diperlukan. Namun, hanya dapat dioperasikan dibeberapa daerah saja seperti di Indonesia Bagian Timur karena potensi laut setempat lebih banyak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dengan adanya pendampingan tersebut nelayan dapat memahami bagaimana memanfaatkan bantuan dari pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat pesisir itu," kata Akademisi Perikanan dan Kelautan Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar I Gede Sudiarta, di Denpasar, Senin.
Ia mencontohkan beberapa tahun lalu pemerintah memberikan bantuan kapal yang dilengkapi dengan alat tangkapnya dalam ukuran besar. Namun, saat ini tidak kembali digunakan (mangkrak) karena tidak ada pendampingan.
Hal tersebut dikarenakan tingkah laku (behavior) para nelayan yang membiasakan melaut dari sore hingga pagi dengan menggunakan kapal besar yang kemudian ditinggalkan begitu saja.
"Kebiasaan tersebut tidak begitu saja mudah diubah dalam waktu cepat dengan memberikan sebuah alat yang hanya dioperasikan dalam kurun waktu dua hingga tiga hari," ujarnya.
Oleh karena itu, perlu adanya penampingan kepada masyarakat pesisir bahwa harus ada perubahan lebih baik lagi untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Ia menambahkan untuk bantuan kapal besar sangat diperlukan. Namun, hanya dapat dioperasikan dibeberapa daerah saja seperti di Indonesia Bagian Timur karena potensi laut setempat lebih banyak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015