Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo mengatakan pelemahan rupiah secara otomatis akan memberi dampak positif terhadap ekspor furniture Indonesia.

"Kalau ekspor otomatis pasti naik, tapi kan perlu waktu penyesuaian," kata Presiden Joko Widodo usai membuka "Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia" (IFFINA) 2015 di Eco Green East Park Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu.

Walaupun menguntungkan ekspor, Presiden berharap rupiah tidak mengalami pelemahan terus menerus.
"Tapi, bagaimanapun juga kita ingin (dolar AS terhadap rupiah) tidak naik," tegasnya.

Pada pukul 11.30 WIB, posisi rupiah berada di posisi Rp13.150 per dolar AS atau melemah 35 poin dibanding pembukaan pasar uang Sabtu ini. Presiden yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Asosiasi Meubel Indonesia (Asmindo) menilai kemasan IFFINA 2015 ini cukup bagus dan invasi produk yang dipamerkan juga cukup bagus.

"Pamerannya bagus, desain-desain (furniture) bagus sekali, ada inovasi di desain, warna-warnanya juga bagus sekali, (pameran ini) lebih baik," kata presiden.

Sementara Ketua Umum Asmindo M Taufik Gani mengatakan penyelenggaraan IFFINA 2015 ini diikuti oleh 500 peserta, dan 80 persen di antaranya merupakan UKM (Usaha Kecil Menegah).
"Sehingga perlu bantuan kementerian terkait, agar pesertanya lebih besar lagi," harap Taufik.

Dia juga berharap hadir 5.000 pembeli dari 100 negara dalam IFFINA 2015. 
"Target transaksi berjalan selama pameran diharapkan bisa mencapai 600 juta dolar AS atau naik dari target 2014 senilai 400 juta dolar dan realisasinya mencapai 500 dolar lebih," kata Taufik. (WDY)

Pewarta: Oleh Joko Susilo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015