Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPR-RI Made Urip mengingatkan Pemerintah Provinsi Bali agar melakukan langkah-langkah penyelamatan terhadap plasma nutfah sapi Bali.

"Selama ini banyak "semen beku" sapi Bali yang dijual ke Malaysia. Hal itu jika dibiarkan terus-menerus, saya khawatirkan daerah kita akan kalah," kata Urip saat acara Dengar Pendapat DPD dan DPR-RI dengan jajaran Pemprov Bali dan pemkab/pemkot, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, jangan sampai sapi Bali yang memiliki berbagai keunggulan, malah akhirnya menjadi punah atau kualitasnya kian lama menjadi menurun.

Urip berpandangan, selain membatasi pengiriman semen beku ke luar daerah, langkah penyelamatan dapat dilakukan dengan penyelamatan induk sapi betina produktif di samping cara-cara lainnya.

"Intinya butuh berbagai kerja konkret khususnya oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan," ujar politisi PDIP asal Kabupaten Tabanan, Bali itu.

Sebelumya Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra mengatakan pihaknya siap memenuhi berapa pun kebutuhan masyarakat atas semen beku sapi Bali.

"Seberapapun masyarakat meminta, kami mampu menyediakan sebanyak-banyaknya semen beku. Kalau memang di lapangan kurang, masyarakat bisa datang saja ke Baturiti ke UPT Balai Inseminasi Buatan," katanya belum lama ini.

Kebutuhan di Bali setiap minggunya sekitar 10 ribu. Jika semakin banyak yang dibutuhkan, tentu semakin banyak yang akan dikembangkan.

"Semen beku diproduksi dua kali dalam seminggu, dengan menggunakan 12 pejantan. Kalau tidak dimanfaatkan, kami tidak memproduksi dulu,"

Selain untuk memenuhi kebutuhan di Bali, pihaknya dulu pernah menawarkan semen beku sapi Bali ke Aceh dan Kalimantan Selatan. Namun, sekarang mereka sudah bisa memproduksi sendiri lewat UPT lokal yang dimiliki.

"Tetapi dari sisi kualitas, semen beku yang diproduksi di Bali masih tetap paling bagus," ucap Sumantra sembari menyebutkan semen beku sapi Bali juga diproduksi oleh UPT Balai Inseminasi Buatan di Singosari. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015