Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan 30 kepala keluarga (KK) transmigran dari daerah itu dapat diberangkatkan pada 2015 karena pada tahun sebelumnya mereka gagal berangkat.
"Sebanyak 30 kepala keluarga yang tidak jadi berangkat tahun lalu karena lokasi transmigrasi yang dituju di kawasan Sulawesi Tenggara memang belum siap," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, pada tahun lalu rencananya ada 40 KK yang akan diberangkatkan, tetapi akhirnya hanya 10 KK yang diberangkatkan dengan tujuan ke Sulawesi Utara.
Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi berapa kuota pemberangkatan transmigran untuk 2015 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Harapan kami 30 KK yang menjadi tunggakan tahun lalu itu yang diberangkatkan, mudah-mudahan bisa," ujarnya sembari menyebutkan ke-30 KK itu merupakan warga dari Kabupaten Karangasem.
Yang jelas, ucap Sudarsana, tahun ini ada anggaran yang dialokasikan Kementerian untuk pemberangkatan transmigran Bali, tetapi besarannya yang belum diinformasikan.
Di sisi lain, Sudarsana menegaskan Pemprov Bali tidak pernah memaksa masyarakat untuk bertransmigrasi.
"Kalau memang lokasinya bagus, irigasi bagus, rumah siap, dan ada yang mau transmigrasi, kami berangkatkan. Kalau tidak, ya tentu tidak bisa dipaksakan," katanya.
Bagi yang ingin bertransmigrasi, tambah dia, tentu harus memiliki mental juang yang kuat karena kondisi di daerah transmigrasi sangat jauh berbeda dengan Bali.
"Di daerah kita, kalau tidak terpencil sekali, hampir semuanya pakai listrik dan mencari dagang cukup dekat," ujarnya.
Sedangkan di tempat transmigrasi semunya jauh dan bagi yang tidak siap mental tentu akan kaget dengan kondisi demikian.
"Oleh karena itu, dalam proses melihat lokasi, ada satu perwakilan dari warga yang akan bertransmigrasi itu kami ajak," kata Sudarsana.
Dia berpandangan warga Bali yang ingin bertransmigrasi selama ini bukanlah karena mereka itu miskin dan tidak mau berusaha mencari kerja di Pulau Dewata.
"Namun terkadang itu sebagai tuntutan jiwa karena ingin bertani, sedangkan lapangan pekerjaan sebagai buruh di Bali tidak cukup menarik minat warga kita. Manakala sebagai petani, di mana saja mereka menyatakan siap," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sebanyak 30 kepala keluarga yang tidak jadi berangkat tahun lalu karena lokasi transmigrasi yang dituju di kawasan Sulawesi Tenggara memang belum siap," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, pada tahun lalu rencananya ada 40 KK yang akan diberangkatkan, tetapi akhirnya hanya 10 KK yang diberangkatkan dengan tujuan ke Sulawesi Utara.
Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi berapa kuota pemberangkatan transmigran untuk 2015 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Harapan kami 30 KK yang menjadi tunggakan tahun lalu itu yang diberangkatkan, mudah-mudahan bisa," ujarnya sembari menyebutkan ke-30 KK itu merupakan warga dari Kabupaten Karangasem.
Yang jelas, ucap Sudarsana, tahun ini ada anggaran yang dialokasikan Kementerian untuk pemberangkatan transmigran Bali, tetapi besarannya yang belum diinformasikan.
Di sisi lain, Sudarsana menegaskan Pemprov Bali tidak pernah memaksa masyarakat untuk bertransmigrasi.
"Kalau memang lokasinya bagus, irigasi bagus, rumah siap, dan ada yang mau transmigrasi, kami berangkatkan. Kalau tidak, ya tentu tidak bisa dipaksakan," katanya.
Bagi yang ingin bertransmigrasi, tambah dia, tentu harus memiliki mental juang yang kuat karena kondisi di daerah transmigrasi sangat jauh berbeda dengan Bali.
"Di daerah kita, kalau tidak terpencil sekali, hampir semuanya pakai listrik dan mencari dagang cukup dekat," ujarnya.
Sedangkan di tempat transmigrasi semunya jauh dan bagi yang tidak siap mental tentu akan kaget dengan kondisi demikian.
"Oleh karena itu, dalam proses melihat lokasi, ada satu perwakilan dari warga yang akan bertransmigrasi itu kami ajak," kata Sudarsana.
Dia berpandangan warga Bali yang ingin bertransmigrasi selama ini bukanlah karena mereka itu miskin dan tidak mau berusaha mencari kerja di Pulau Dewata.
"Namun terkadang itu sebagai tuntutan jiwa karena ingin bertani, sedangkan lapangan pekerjaan sebagai buruh di Bali tidak cukup menarik minat warga kita. Manakala sebagai petani, di mana saja mereka menyatakan siap," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015