Negara (Antara Bali) - Nelayan yang melaut dengan menggunakan sampan di wilayah Desa Medewi, Kabupaten Jembrana protes terhadap nelayan yang menggunakan perahu, karena menangkap ikan terlalu ke pinggir.

"Akibat perahu mencari ikan hingga ke pinggir, jaring kami banyak yang rusak tersangkut baling-baling mesin mereka," kata Misrawan, salah seorang nelayan, Selasa.

Karena kejadian seperti ini cukup sering, ia mengatakan, bersama-sama nelayan setempat serta Kelompok Pengawas (Pokwas), mereka mengadu ke Polisi Perairan.

Menurutnya, ada dua perahu yang diadukan ke pihak Pos Polisi Perairan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan, agar ada efek jera.

Ia mengatakan, dengan bobot mencapai 30GT, perahu selerek seharusnya tidak melakukan penangkapan di perairan dengan kedalaman lima meter.

"Tapi mereka tidak peduli, yang penting dapat ikan langsung saja menebar jaring. Kami ini yang menjadi korban, karena perairan tersebut merupakan wilayah tangkap nelayan sini," ujarnya.

Ketua Kelompok Nelayan Medewi, Asnawi mengatakan, dalam pertemuan yang difasilitasi kepolisian, dua pemilik perahu yang dianggap merusak jaring nelayan bersedia menggantinya.

Menurutnya, ada dua anggotanya yang jaringnya rusak akibat tersangkut baling-baling perahu, yaitu Gunawan dan Misriadi.

Ia mengaku, saat bertemu dengan pengurus dua perahu tersebut, pihaknya minta mereka tidak mencari ikan terlalu ke pinggir, karena selain bisa merusak jaring nelayan sampan, juga membahayakan.

"Sekarang baru jaring kami yang rusak. Bisa saja suatu saat sampan nelayan yang kena hantam perahu. Kami tidak ingin hal itu terjadi," katanya.

Untuk mengantisipasi agar terlihat perahu, menurutnya, nelayan di perairan Medewi dan sekitarnya memasang lampu di sampannya, saat melaut malam hari.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015