Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gde Yuniartha Putra mengatakan, sebagian dana promosi pariwisata yang digelontorkan Kementerian Pariwisata dimanfaatkan untuk mengubah "branding" atau pencitraan Pulau Dewata.

"Branding pariwisata yang terakhir yakni Bali Shanti, Shanti, Shanti, kami pandang tidak nyambung dengan `branding` pariwisata Indonesia yang diluncurkan Kementerian Pariwisata," kata Yuniartha, di Denpasar, Selasa.

Ia mengemukakan, tahun ini Provinsi Bali mendapatkan dana promosi pariwisata sebesar Rp100 miliar dari Kemenpar. Direncanakan dari dana tersebut, sekitar 50 persen dimanfaatkan untuk mengubah "branding" dan hal-hal terkait lainnya dengan pencitraan pariwisata Bali.

"Untuk mengubah branding itu, kami harus mengadakan FGD (diskusi kelompok terfokus) dulu dengan para pakar. Kami belum bisa menentukan sekarang apa yang nantinya akan menjadi branding Bali karena dalam forum tersebutlah akan digodok," katanya.

Terkait dengan rencana tersebut, pihaknya juga sudah berbicara dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bali karena direncanakan kegiatan FGD akan digelar di sana.

Di sisi lain, Yuniartha mengatakan dana promosi pariwisata Rp100 miliar dari Kementerian Pariwisata tahun ini hanya diberikan pada tiga provinsi di Indonesia yang dinilai serius mengurusi pariwisata yakni Bali, DKI Jakarta dan Batam.

Sedangkan Provinsi Bali sendiri tahun ini juga menyiapkan dana promosi pariwisata sekitar Rp900 juta. "Dana itu, akan kami gunakan untuk promosi pariwisata di dalam dan luar negeri," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015