Denpasar (Antara Bali) - Aneka barang kerajinan khas Bali memiliki kateristik yang unik dan bertumpu pada kreasi manusia sehingga sulit tersaingi oleh produk yang memanfaatkan teknologi berskala ekonomi tinggi.
"Ini salah satu sebab kenapa aneka barang kerajinan daerah kita tetap laku di pasaran ekspor dengan menjamah sekitar 75 negara di dunia," kata Nengah Sudiana, eksportir aneka kerajinan asal Kabupaten Gianyar, Selasa.
Perajin perhiasan perak di Desa Celuk Gianyar misalnya ada yang memiliki pelanggan dari Amerika Serikat secara turun temurun, dari kakek, bapak dan sekarang cucunya sendiri masih sebagai pembeli perhiasan perak dengan ukiran khas Bali. Perhiasan seperti kalung, giwang, gelang yang dibuat dengan muatan lokal tampaknya memiliki kharisma tersendiri sehingga pelanggan-pelanggan lama tetap saja datang ke Bali untuk membeli dan laku terjual setiba di negerinya.
Amerika Serikat merupakan pasar ekspor produk tradisional Bali dan konsumen dari negeri Paman Sam ini adalah pembeli terbesar aneka kerajinan Pulau Dewata, menyusul Jepang dan Prancis di urutan ketiga.
"Saya masih sering mengapalkan aneka barang kerajinan hasil produksi masyarakat Bali ke Jepang," kata Nengah, selain kepada rekan bisnisnya di negara-negara lain seperti di Italia, Australia, Korea Selatan dan Singapura.
Kondisi ini pula yang merupakan salah satu penyebab perolehan devisa nonmigas Bali khususnya dari aneka kerajinan mengalami peningkatan hingga sepuluh persen tahun 2014 walau kondisi ekonomi masyarakat internasional belum pulih seratus persen.
Sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, perolehan devisa dari aneka barang kerajinan buatan masyarakat daerah ini selama 2014 bernilai 220 juta dolar AS naik 9,66 persen dari perioda sebelumnya yang hanya 200 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Ini salah satu sebab kenapa aneka barang kerajinan daerah kita tetap laku di pasaran ekspor dengan menjamah sekitar 75 negara di dunia," kata Nengah Sudiana, eksportir aneka kerajinan asal Kabupaten Gianyar, Selasa.
Perajin perhiasan perak di Desa Celuk Gianyar misalnya ada yang memiliki pelanggan dari Amerika Serikat secara turun temurun, dari kakek, bapak dan sekarang cucunya sendiri masih sebagai pembeli perhiasan perak dengan ukiran khas Bali. Perhiasan seperti kalung, giwang, gelang yang dibuat dengan muatan lokal tampaknya memiliki kharisma tersendiri sehingga pelanggan-pelanggan lama tetap saja datang ke Bali untuk membeli dan laku terjual setiba di negerinya.
Amerika Serikat merupakan pasar ekspor produk tradisional Bali dan konsumen dari negeri Paman Sam ini adalah pembeli terbesar aneka kerajinan Pulau Dewata, menyusul Jepang dan Prancis di urutan ketiga.
"Saya masih sering mengapalkan aneka barang kerajinan hasil produksi masyarakat Bali ke Jepang," kata Nengah, selain kepada rekan bisnisnya di negara-negara lain seperti di Italia, Australia, Korea Selatan dan Singapura.
Kondisi ini pula yang merupakan salah satu penyebab perolehan devisa nonmigas Bali khususnya dari aneka kerajinan mengalami peningkatan hingga sepuluh persen tahun 2014 walau kondisi ekonomi masyarakat internasional belum pulih seratus persen.
Sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, perolehan devisa dari aneka barang kerajinan buatan masyarakat daerah ini selama 2014 bernilai 220 juta dolar AS naik 9,66 persen dari perioda sebelumnya yang hanya 200 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015