London (Antara Bali) - Indonesia terlibat dalam tata kelola internet global dengan terpilihnya Dirjen Amerika dan Eropa, Kemlu RI, Dian Triansyah Djani, menjadi salah satu anggota Global Commission on Internet Governance dalam pertemuan di Wilton Pak, Inggris.
"Komisi yang dibentuk awal tahun 2014 itu didukung dua kelompok think tank terkemuka yaitu Chatham House dan Centre for International Governance dalam pertemuan di Wilton Pak, Inggris dipimpin mantan Perdana Menteri Swedia, Carl Bildt," kata Sekretaris I KBRI London, Hastin A.B. Dumadi kepada Antara London, Senin.
Ia mengatakan tujuan pembentukan Global Commission on Internet Governance untuk memberikan rekomendasi kebijakan mengenai tata kelola internet yang mampu mengatasi permasalahan di antara negara karena perbedaan kepentingan dan nilai serta menjamin kebebasan dan keterbukaan serta keamanan internet.
Sebanyak 29 anggota dari berbagai negara terlibat dalam proses perumusan rekomendasi kebijakan tata kelola internet terdiri dari berbagai keahlian dan latar belakang ilmu seperti mantan Perdana Menteri, mantan Hakim Banding dan Menteri, anggota parlemen, ahli teknologi, internet dan sekuriti, wartawan dan pemilik media, kalangan bisnis dan konsultan internet, LSM, dan diplomat.
Dari 29 anggota Komisi, Dirjen Amerika dan Eropa, Kemlu RI, Dian Triansyah Djani, terpilih menjadi salah satu anggotanya. Sebelum menjabat menjadi Dirjen Amerika dan Eropa, Dian Triansyah Djani, adalah Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Swiss yang berhubungan dengan berbagai organisasi seperti World Trade Organization (WTO), International Telecommunication Union (ITU), World International Property Organization (WIPO).
Anggota lain yang tergabung dalam Komisi ini diantaranya Joseph Nye dari Universitas Harvard, Dae-Whan Chang dari Maekyung Media Group Korea, Dominic Barton dari McKinsey and Company, Michael Chertoff mantan Menteri Dalam Negeri dan Hakim Banding AS, Sultan Soud Al-Qassemi dari Uni Emirat Arab, dan Nii Quaynor, pionir internet dari Ghana, serta Sir David Omand ahli isu keamanan dan mantan pimpinan Badan Keamanan Cyber Inggris. Di sela pertemuan di Wilton Park, Dian Triansyah Djani menyebutkan jaringan internet saat ini bisa menjadi kawan sekaligus lawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Komisi yang dibentuk awal tahun 2014 itu didukung dua kelompok think tank terkemuka yaitu Chatham House dan Centre for International Governance dalam pertemuan di Wilton Pak, Inggris dipimpin mantan Perdana Menteri Swedia, Carl Bildt," kata Sekretaris I KBRI London, Hastin A.B. Dumadi kepada Antara London, Senin.
Ia mengatakan tujuan pembentukan Global Commission on Internet Governance untuk memberikan rekomendasi kebijakan mengenai tata kelola internet yang mampu mengatasi permasalahan di antara negara karena perbedaan kepentingan dan nilai serta menjamin kebebasan dan keterbukaan serta keamanan internet.
Sebanyak 29 anggota dari berbagai negara terlibat dalam proses perumusan rekomendasi kebijakan tata kelola internet terdiri dari berbagai keahlian dan latar belakang ilmu seperti mantan Perdana Menteri, mantan Hakim Banding dan Menteri, anggota parlemen, ahli teknologi, internet dan sekuriti, wartawan dan pemilik media, kalangan bisnis dan konsultan internet, LSM, dan diplomat.
Dari 29 anggota Komisi, Dirjen Amerika dan Eropa, Kemlu RI, Dian Triansyah Djani, terpilih menjadi salah satu anggotanya. Sebelum menjabat menjadi Dirjen Amerika dan Eropa, Dian Triansyah Djani, adalah Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Swiss yang berhubungan dengan berbagai organisasi seperti World Trade Organization (WTO), International Telecommunication Union (ITU), World International Property Organization (WIPO).
Anggota lain yang tergabung dalam Komisi ini diantaranya Joseph Nye dari Universitas Harvard, Dae-Whan Chang dari Maekyung Media Group Korea, Dominic Barton dari McKinsey and Company, Michael Chertoff mantan Menteri Dalam Negeri dan Hakim Banding AS, Sultan Soud Al-Qassemi dari Uni Emirat Arab, dan Nii Quaynor, pionir internet dari Ghana, serta Sir David Omand ahli isu keamanan dan mantan pimpinan Badan Keamanan Cyber Inggris. Di sela pertemuan di Wilton Park, Dian Triansyah Djani menyebutkan jaringan internet saat ini bisa menjadi kawan sekaligus lawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015