Denpasar (Antara Bali) - Perupa Nyoman Erawan (57) kembali menggelar pameran tunggal menampilkan sekitar 30 karya kanvas di Griya Santrian Gallery Sanur, Bali hampir selama tiga pekan, 27 Februari-17 April 2015.
"Pembukaan pameran oleh budayawan asal Prancis, Jean Cauteau juga ditandai dengan peluncuran buku Nyoman Erawan yang kedua," kata Kurator pameran tersebut I Wayan Seriyoga Parta di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, buku yang diluncurkan itu berjudul "E MOTIVE Reconstructing Visual Thought". ditulis oleh tiga orang yang terdiri atas I Made Susanta Dwitanaya, Dewa Gede Purwita dan I Wayan Seriyoga Parta.
Buku yang tahap pertama dicetak 500 eksemplar itu membahas sosok Nyoman Erawan dengan bentangan proses kreasi yang panjang dan melebar melampaui batas-batas konvensi seni. Lebih-lebih kreativitas seniman kelahiran Sukawati, Kabupaten Gianyar itu sangat kompleks dan cukup komprehensif, dan lapis demi lapis ruang-ruang kreativitasnya sudah dikaji dan diungkap.
"Sebagai sosok yang selalu gelisah, tangannya tak pernah tenang dalam diam, ide dan pikirannya terus bergejolak," ujar Seriyoga Parta.
Nyoman Erawan lewat karya pamerannya kali ini mengungkapkan kreativitasnya begitu khusuk pada konsep yang berpusat pada sirkulasi kosmoslogi-filsafat Hindu Bali, yang senantiasa memberinya ruang kreativitas yang tidak pernah pupus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pembukaan pameran oleh budayawan asal Prancis, Jean Cauteau juga ditandai dengan peluncuran buku Nyoman Erawan yang kedua," kata Kurator pameran tersebut I Wayan Seriyoga Parta di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, buku yang diluncurkan itu berjudul "E MOTIVE Reconstructing Visual Thought". ditulis oleh tiga orang yang terdiri atas I Made Susanta Dwitanaya, Dewa Gede Purwita dan I Wayan Seriyoga Parta.
Buku yang tahap pertama dicetak 500 eksemplar itu membahas sosok Nyoman Erawan dengan bentangan proses kreasi yang panjang dan melebar melampaui batas-batas konvensi seni. Lebih-lebih kreativitas seniman kelahiran Sukawati, Kabupaten Gianyar itu sangat kompleks dan cukup komprehensif, dan lapis demi lapis ruang-ruang kreativitasnya sudah dikaji dan diungkap.
"Sebagai sosok yang selalu gelisah, tangannya tak pernah tenang dalam diam, ide dan pikirannya terus bergejolak," ujar Seriyoga Parta.
Nyoman Erawan lewat karya pamerannya kali ini mengungkapkan kreativitasnya begitu khusuk pada konsep yang berpusat pada sirkulasi kosmoslogi-filsafat Hindu Bali, yang senantiasa memberinya ruang kreativitas yang tidak pernah pupus. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015