Gianyar (Antara Bali) - Tim yang dibentuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Bali lebih mengintensifkan kunjungan mendadak (sidak) ke sekolah, pasar dan berbagai tempat lainnya untuk memberikan perlindungan terhadap makanan yang dikonsumsi anak-anak.
"Sidak itu lebih diintensifkan sehubungan belakangan ini disinyalir pedagang menggunakan zat berbahaya bagi kesehatan anak," kata Sri Arbony dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Senin.
Ia mengatakan, sidak itu dilakukan secara terpadu dengan dengan BPOM serta Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) setempat, Dewa Alit Mudiartha menyisir setiap pedagang untuk mengumpulkan sampel makanan yang dicurigai mengandung zat berbahaya.
Sidak kali ini menjangkau Car Free Day (CFD) yang menyasar penjual makanan di sekitar area tersebut, seperti pedagang sosis, kerupuk, lumpia dan jenis makanan lainnya.
Sebanyak delapan sampel makanan diambil yang akan dibawa ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) untuk diuji laboratorium.
Kadisdikpora Dewa Alit Mudiartha mengatakan, sidak ini dilakukan untuk menjamin kesehatan makanan yang tersaji di area CFD bagi masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
Upaya tersebut dilakukan untuk menjadikan CFD sebagai wahana bermain anak yang aman dan nyaman sekaligus mewujudkan Gianyar sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
Jika nantinya ditemukan, ada makanan yang mengandung zat- zat berbahaya akan dilakukan pembinaan terhadap pedagang yang bersangkutan.
"CFD banyak melibatkan anak-anak, baik dari yang masih balita hingga pelajar. Kita ingin pastikan makanan yang disajikan di CFD laik konsumsi atau tidak," terang Dewa Alit Mudiartha.
Kegiatan CFD selalu diramaikan oleh masyarakat umum dengan mengajak anggota keluarganya. Pengisi dari kegiatan CFD juga banyak melibatkan anak-anak sekolah, sehingga mengundang kedatangan rekan - rekan sekolahnya.
Hal ini membuat Pemkab Gianyar memberi perhatian serius pada kesehatan makanan di arena ini. Sementara Sri Arbony, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, menjelaskan pemeriksaan makananan di arena CFD dilakukan dengan metode "rapid test" yang biasa digunakan di lapangan sebagai kewaspadaan dini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sidak itu lebih diintensifkan sehubungan belakangan ini disinyalir pedagang menggunakan zat berbahaya bagi kesehatan anak," kata Sri Arbony dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Senin.
Ia mengatakan, sidak itu dilakukan secara terpadu dengan dengan BPOM serta Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) setempat, Dewa Alit Mudiartha menyisir setiap pedagang untuk mengumpulkan sampel makanan yang dicurigai mengandung zat berbahaya.
Sidak kali ini menjangkau Car Free Day (CFD) yang menyasar penjual makanan di sekitar area tersebut, seperti pedagang sosis, kerupuk, lumpia dan jenis makanan lainnya.
Sebanyak delapan sampel makanan diambil yang akan dibawa ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) untuk diuji laboratorium.
Kadisdikpora Dewa Alit Mudiartha mengatakan, sidak ini dilakukan untuk menjamin kesehatan makanan yang tersaji di area CFD bagi masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
Upaya tersebut dilakukan untuk menjadikan CFD sebagai wahana bermain anak yang aman dan nyaman sekaligus mewujudkan Gianyar sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
Jika nantinya ditemukan, ada makanan yang mengandung zat- zat berbahaya akan dilakukan pembinaan terhadap pedagang yang bersangkutan.
"CFD banyak melibatkan anak-anak, baik dari yang masih balita hingga pelajar. Kita ingin pastikan makanan yang disajikan di CFD laik konsumsi atau tidak," terang Dewa Alit Mudiartha.
Kegiatan CFD selalu diramaikan oleh masyarakat umum dengan mengajak anggota keluarganya. Pengisi dari kegiatan CFD juga banyak melibatkan anak-anak sekolah, sehingga mengundang kedatangan rekan - rekan sekolahnya.
Hal ini membuat Pemkab Gianyar memberi perhatian serius pada kesehatan makanan di arena ini. Sementara Sri Arbony, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, menjelaskan pemeriksaan makananan di arena CFD dilakukan dengan metode "rapid test" yang biasa digunakan di lapangan sebagai kewaspadaan dini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015